Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024
Keprihatinan saya akan Penilaian PISA 2022 untuk kualitas Pendidikan Indonesia menunjukkan masih rendahnya tingkat kemahiran matematika pada anak-anak usia 15 tahun hanya 18% siswa saja yang dapat memperoleh kemahiran matematika minimal level 2. Level 2 itu artinya siswa dapat menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana situasi sederhana dapat direpresentasikan secara matematis. Itu artinya anak-anak usia 15 tahun rendah dalam keterampilan abad ke-21 yang meliputi kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan higher-order thinking skills(HOTS) lainnya masih belum tergarap secara memadai. Rendahnya tingkat keterampilan berpikir HOTS di kalangan siswa mencerminkan rendahnya kualitas pembelajaran yang dijalankan di sekolah-sekolah. Hal inilah yang menjadi dasar latar belakang penulis menerapkan pembelajaran Matematika yang realistik dengan mengintegrasikan Geogebra sebagai alat perbantuannya.
Situasi
Kualitas Pembelajaran pada rapot Pendidikan 2024 untuk SMA Negeri 1 Boyolali diperoleh penurunan sebagai sekolah penggerak hal ini menjadi rujukan perbaikan utama. Sarana memperbaiki kualitas pembelajaran, saya mulai dari diri saya sendiri. Saya akan memperbaiki pembelajaran berdiferensiasi dengan melibatkan teknologi. Dimana dengan teknologi, konten pembelajaran akan lebih optimal dipelajari agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Sejalan dengan tujuan tersebut, saya mengimplementasikan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Geogebra dalam pembelajaran fungsi eksponensial.
PMR adalah pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan pada penggunaan situasi nyata sebagai konteks untuk mengembangkan konsep matematika. Dalam konteks ini, fungsi eksponensial diajarkan melalui contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pembelahan sel, pertumbuhan populasi, bunga majemuk investasi, nilai rumah dan pertumbuhan bakteri. Selain itu, GeoGebra digunakan sebagai alat perbantuan matematika dinamis pada gawai/laptop siswa untuk memvisualisasikan, memanipulasi dan menganalisis grafik fungsi eksponensial secara interaktif lebih jelas dan mendalam.
Tantangan
Sebenarnya penerapan Geogebra dalam pembelajaran matematika sudah pernah penulis pergunakan sebelumnya untuk membahas materi yaitu Fungsi Nilai Mutlak. Namun pada kenyataannya terdapat teberapa tantangan yang muncul dalam penerapan metode ini antara lain:
- Akses Teknologi. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap gawai yang mendukung aplikasi GeoGebra.
- Kesiapan Siswa. Tidak semua siswa memiliki tingkat pemahaman yang sama terhadap teknologi. Hal ini menjadi kendala utama karena penggunaan GeoGebra sangat penting dalam pendekatan ini.
- Kemampuan Berpikir Kritis. Guru dapat memastikan semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik walau sebagian siswa merasa kesulitan dalam menghubungkan konsep abstrak fungsi eksponensial dengan situasi nyata yang disajikan melalui PMR ini. Hal ini terbiasa dengan pendekatan tradisional yang lebih fokus pada teori dan latihan soal tanpa konteks nyata.
- Waktu: Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran memerlukan waktu tambahan untuk persiapan dan pelaksanaan. Saya harus memastikan bahwa waktu yang tersedia cukup untuk menjelaskan konsep, memberikan latihan, dan melakukan refleksi.
- Kemampuan Guru. Penulis sebagai guru harus menguasai penggunaan Geogebra tidak hanya dari gawai saja namun juga Laptop untuk memudahkan pembimbingan siswa lebih lanjut sehingga guru perlu menginvestasikan waktu dan usaha ekstra untuk mempelajari dan mengintegrasikan metode ini dan Geogebra ini ke dalam pembelajaran ini.
Aksi
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, saya mengambil beberapa langkah sebagai berikut:
- Penyediaan Gawai. Sehari sebelumnya siswa diingatkan untuk menyediakan gawai yang terdapat aplikasi Geogebra.
- Pelatihan Siswa. Sesi bimbingan tambahan diluar dan di dalam kelas untuk siswa yang kesulitan dalam penggunaan Geogebra baik dilakukan guru ataupun dengan bantuan teman sejawat.
- Pendampingan Siswa. Scaffolding diadakan untuk siswa yang memerlukan bantuan lebih dalam memahami materi dengan menghubungkan konsep abstrak ke situasi nyata. Selain itu, dibentuk kelompok belajar kecil (berpasangan dengan rekan di sampingnya) dibentuk untuk mendorong kolaborasi antar siswa, sehingga mereka dapat saling membantu dan belajar bersama.
- Pendekatan Kontekstual: Guru berusaha memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang ada dengan merancang tugas-tugas yang mengaitkan fungsi eksponensial dengan situasi nyata dengan baik untuk membantu siswa memahami relevansi konsep dari situasi tersebut. Tugas-tugas ini dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melihat bagaimana fungsi eksponensial diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa diminta untuk menghitung pembelahan sel berdasarkan data yang diberikan, atau menghitung bunga majemuk dari suatu investasi.
- Pelatihan Guru: Guru menjalani kuliah lanjutan materi Realistic Mathematics Education (RME) sebagai bentuk pelatihan intensif penguasaan PMR, pelatihan intensif penggunaan GeoGebra dalam pembelajaran matematika dari MGMP Matematika SMA Kabupaten Boyolali. Guru juga belajar autodidak dari berbagai referensi mengenai pembelajaran yang interaktif dan menarik yang menampung profil pelajar abad 21.
- Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasi berkala dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran untuk mengukur pemahaman siswa terhadap fungsi eksponensial dan efektivitas penggunaan PMR dan GeoGebra.
Refleksi
Setelah beberapa kali penerapan PMR dengan Geogebra di beberapa kelas, hasilnya menunjukkan peningkatan dalam pemahaman siswa terhadap fungsi eksponensial walau belum terlalu signifikan. Siswa lebih mampu mengaitkan konsep matematika dengan situasi nyata, dan penggunaan GeoGebra memotivasi serta membantu mereka memvisualisasikan perubahan grafik secara dinamis. Meskipun ada beberapa kendala awal, pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa.
Penulis selaku guru juga merasa lebih percaya diri dalam PMR dan menggunakan teknologi dalam pengajaran yang dilakukan. Guru melihat bahwa pendekatan RME dan penggunaan GeoGebra tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna. Guru juga belajar untuk lebih fleksibel dan kreatif dalam merancang materi pembelajaran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan minat siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar