(Guru Matematika SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)
Statistika adalah cabang ilmu matematika terapan yang mempelajari cara-cara mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisa data serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram menarik kesimpulan, menafsirkan parameter dan menguji hipotesa (dugaan) yang didasarkan pada hasil pengolahan data. Pada materi statistika yang dipelajari siswa kelas XII IPS, statistika yang dipelajari adalah statistika deskriptif, dimana siswa diminta menggambarkan, menyajikan dan menganalisis kelompok data yang diberikan tanpa penarikan kesimpulan mengenai kelompok data yang lebih besar. Materi yang dipelajari mulai dari pengertian statistika, penyajian data, ukuran pemusatan data, ukuran letak data dan ukuran persebaran data.
Permasalahan pada Pembelajaran Statistika
Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan pasti terdapat tantangan dalam menyampaikan dan menerima materi yang dipelajari. Beberapa Permasalahan yang sering terjadi pada pembelajaran materi statitistika ini antara lain : 1) siswa diminta untuk mempelajari proses-proses secara bertahap dan berkesinambungan dimana pada materi yang berkesinambungan apabila siswa kurang menguasai bagian pertama, misalnya dalam membuat tabel distribusi, maka pada langkah berikutnya terjadi kesalahan dalam menyelesaikannya. 2) hitungan yang banyak dan membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam data. 3) rendahnya minat dan motivasi anak dalam mempelajari matematika. 4) rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan matematika, karena sudah menganggap bahwa matematika sulit. Pada permasalahan nomor 3 dan 4 saling terkait dimana satu sama lain akan menjadi rantai setan yang selalu mengiringi dalam pembelajaran matematika.
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Berkelompok
Pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu metode pembelajaran dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya
Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Kiumars Azizmalayeri (2012:24) bahwa pada pembelajaran inkuri terbimbing lebih menekankan pada kolaborasi siswa untuk memecahkan masalah secara berkelompok dan membangun pengetahuan secara mandiri. Jadi, pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membantu peserta didik menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Pelaksanaa pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) berkelompok yang penulis lakukan adalah:
- Meminta siswa untuk membentuk pasangan kelompok dengan teman sebangku, apabila ada yang berbeda bangku maka berpindah supaya berpasangan atau apabila jumlah siswa ganjil maka siswa terakhir membentuk kelompok sendiri.
- Membagikan LKPD dengan langkah-langkah kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan materi yang hendak dipelajari.
- Memberikan penjelasan mengenai materi atau tata cara menyelesaikan permasalahan yang hendak di selesaikan.
- Menukar lembar LKPD antar kelompok agar di isi angka bilangan antara 0 sampai 100 kemudian dikembalikan ke kelompok asal, sehingga data per masing-masing kelompok berbeda semua.
- Menyelesaikan sesuai dengan langkah yang sudah ajarkan dan apabila siswa mengalami kesulitan dapat bertanya ke teman satu kelompok, beda kelompok atau ke guru.
- Mendiskusikan hasil penyelesaian dari masing-masing kelompok dan kesulitan yang dialami melalui presentasi.
Berdasarkan pengamatan dan penilaian keterlaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, penggunaan metode pembelajaran Metode Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) Berkelompok pada materi statistika yang saling berkait dan berurutan sangat baik.
Pembentukan kelompok yang hanya beranggotakan 2 orang siswa sebangku merupakan treatmen yang sangat efektif dan efisien, dimana memudahkan keduanya agar aktif berkolaborasi dan bekerjasama menyelesaikan permasalahan sesuai dengan data masing-masing yang berbeda setiap kelompoknya. Dengan data angka bilangan yang diisikan oleh kelompok berbeda tersebut menjadikan setiap olah data yang berbeda juga dan terdapat permasalahan yang berbeda pula, yang meminta siswa untuk mengambil keputusan berdasarkan analisis permasalahan yang dialami. Tidak memungkin siswa untuk mencontek atau menggantungkan hasil dari kelompok lain dalam penyelesaian permasalahan tetapi menjadikannya sebagai bahan dalam diskusi permasalahan yang dialami. Sehingga metode pembelajaran ini dapat menjadi alternatif metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika materi statistika agar siswa juga berperan aktif dalam mempelajari dan mencoba mencari penyelesaian permasalahan dan juga metode ini sesuai dengan kurikulum merdeka yang mana meminta keaktifan dan kreatifitas siswa serta inovasi guru dalam pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar