Edisi: Vol. 3 No. 1 September - Desember 2022
Pembelajaran pada umumnya adalah kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan secara timbal balik antara siswa dan pendidik. Pembelajaran tidak hanya bisa dilakukan secara formal, namun juga bisa dilakukan secara non formal baik dengan cara belajar privat atau belajar kepada orang lain yang dikehandaki. Dalam pembelajaran formal umumnya siswa mendapatkan meteri pelajaran yang beragam salah satunya pelajaran bahasa Indonesia. Sementara itu Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks. Pada saat menulis terlibat berbagai unsur yang harus diterapkan. Menulis dapat mengekspresikan pikiran atau perasaan kepada orang lain. Melalui media tulis pesan dan harapan penulis dapat dibaca serta dipahami oleh pembaca.
Pembelajaran Menulis Puisi
Pembelajaran menulis puisi merupakan pelajaran yang sangat menarik bagi siswa. Pembelajaran puisi dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti teknik parafrase, menggunakan lagu, dan lainnya. Pemebelajaran puisi ini jika seorang pendidik bisa mengendalikannya, maka siswa akan sangat antusias dan tidak bosan. Manfaat dari pembelajaran puisi salah satunya membantu siswa mengembangkan wawasan pengembangan kosakata. Dengan menulis puisi, siswa akan belajar menyampaikan pikirannya dengan baik dan bisa dimengrti oleh orang lain dengan penuh penghayatan. Belajar menulis puisi berarti belajar dalam menggunakan diksi yang tepat.
Sejalan dengan hal ini, sastra khususnya puisi yang notabenya penyampai pesan-pesan moral menjadi sangat menarik apabila disandingkan dampaknya terhadap perubahan karakter seseorang yang tentunya terkadung pula nilai religius di dalamnya. Karena puisi adalah karya sastra yang singkat, padat dan menggunakan kata-kata yang indah. Puisi bermuatan nilai karakter adalah puisi yang didalamnya mengandung nilai-nilai karakter. Nilai karakter adalah sesuatu yang dapat diteladani dan dijadikan pelajaran
Unsur-unsur Puisi
Pada penciptaannya, sebuah puisi harus memenuhi dua aspek stuktural, dua aspek stuktural ini meliputi unsur batin dan unsur fisik. Penjelasan kedua unsur yang terdapat dalam puisi tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Unsur Batin dalam Puisi
Unsur batin dalam puisi ialah merujuk pada kandungan yang tersirat dalam bait-baitnya. Adapun unsur-unsut batin puisi yaitu :
- Tema atau Makna (sense) dalam penciptaannya, puisi menggunakan bahasa sebagai media penyampaian pesan kepada pembaca.39 Tataran bahasa merupakan penghubung tanda dengan makna, maka puisi harus memiliki makna, baik makna setiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
- Rasa (feeling) Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi yang dibuatnya.41 Pengungkapan feeling dalam sebuah puisi tidak hanya bertumpu pada keahlian penyair dalam menentukakan kata-kata, gaya bahasa, rima, atau jenis puisi saja, namun lebih erat bergantung pada tingkat wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian si penyair. Kondisi tersebut terbentuk dari latar belakang agama, pendidikan, status sosial, pengalaman psikologis, sosiologis, dan intelektual.
- Nada (tone) Nada merupakan ungkapan perasaan penyair yang disalurkan ke dalam puisi dan dapat menyerupai banyak bentuk, baik bersifat lembut, keras, pendendam, penyayang, dan lainnya yang mampu disajaikan dalam berbagai intonasi pada sebuah puisi. Melalui nada, seorang penyair mampu menyampaikan tema dan rasa yang ingin disampaikan kepada pembaca.42
- Amanat/tujuan/maksud (intention) Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca melalui puisinya. Seorang penyair mengungkapkan perasaanya kedalam bentuk kata-kata melalui penciptaan karya puisi. Amanat biasanya berbentuk nasehat, ajakan, himbauan, anjuran, atau pelajaran hidup yang dapat diambil dari puisi yang diciptakan.
b. Unsur Fisik dalam Puisi
Unsur fisik ialah komponen pendukung yang mengacu pada bentuk dari sebuah puisi. Adapun unsur fisik pada puisi ialah sebagai berikut :
- Perwajahan Puisi (tipografi) Perwajahan puisi (tipografi) merupakan corak puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, pengaturan garis kanankiri, hingga baris puisi yang biasanya tidak diawali dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik. Hal demikian sangat menentukan penafsiran terhadap puisi.
- Diksi Diksi, adalah penentuan kata yang dilakukan seorang penyair di dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata namun dapat mengungkapkan banyak hal, sehingga kata-kata harus disiasati secermat mungkin. Pemilihan kata-kata di dalam puisi besar kaitannya dengan keselarasan bunyi, urutan kata, dan makna.
- Imajinasi Imaji yaitu struktur kata-kata yang mampu mengutarakan pengalaman indrawi seperti pendengaran, penglihatan, dan perasan. Jenis imaji dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu imaji penglihatan (visual), imaji suara (auditif), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat membangkitkan diri pembaca seakan-akan mendengar, melihat, dan merasakan sebagaimana yang dialami penyair.
- Kata Kongkret, Kata yang bersifat nyata dan dapat dirasakan oleh panca indra yang memungkinkan munculnya imajinasi disebut dengan kata kongkret. Kata kongkret ini juga mampu menggambarkan setiap maksud penulis, misalnya penulis memilih kata “api” untuk mengungkapan kemarahan atau melambangkan kebencian. Maka dari itu, penggunaan kata kongkret dalam puisi sangat diperlukan agar para pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis
- Gaya Bahasa, Gaya Bahasa dapat disebut juga majas. Gaya Bahasa adalah penggunaan bahasa yang memunculkan konotasi tertentu. Bahasa figurative menyebabkan puisi menjadi bersifat prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau sarat akan makna. Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, ironi, anaphora, klimaks, antiklimaks, satiere, hingga paradoks.
- Rima Rima adalah pengulangan bunyi secara berselang, yang dapat ditemukan dalam baris sajak maupun pada akhir larik sajak. Dalam sebuah puisi, rima mampu menimbulkan keindahan bunyi. Rima yang baik menjadikan puisi indah terdengar dan dibaca, serta tidak terkesan kaku saat diucapkan karena adanya kesamaan bunyi baik di bagian awal, tengah, maupun akhir.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran puisi bukanlah sebagai pembelajaran yang bisa disepelekan. Untuk dapat menulis puisi, seorang calon penulis harus terlebih dahulu mengetahui teori dari puisi tersebut. Pembelajaran puisi membantu mengembangkan kreatifitas siswa, jiwa menghargai, apresiasi karya orang lain dan religius siswa. Sebagai seorang pendidik yang akan mengajarkan pembelajaran menulis puisi kepada siswanya, maka ia harus menguasai konsep teori terlebih dahulu. Untuk menarik minat siswa, pendidik harus mengunakan konsep pembelajaran yang semenarik mungkin agar siswanya merasa terpanggil dalam pembelajarn tersebut. Pembelajaran puisi sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk penanaman dan pembentukan karakter siswa. Penanaman yang dimaksud adalah menanamkan nilai-nali religius untuk mecapai kematangan karakter
Referensi
- Maulani, A. 2022. Dampak menulis puisi terhadap perubahan karakter dalam perspektif pendidikan agama islam pada siswa sekolah kita menulis banda aceh. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/26241/1/Agus%20Mauliani,%20180201157,%20FTK,%20PAI,%20089505353038%20.pdf
- Pratama, R S. 2019. Mengapa perlu adanya pembelajaran menulis puisi?
- Juprihatin. 2014. Pengaruh pemeblajaran puisi terhadap karakter siswa kelas VII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar