Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen pasal 8 disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Pengalaman berprofesi sebagai guru dijenjang SMA mulai tahun 1989 sampai dengan tahun 2021 atau kurang lebih 32 tahun didapatkan fakta bahwa dalam perjalan profesi 20 tahun awal sebagai guru menghadapi siswa dari berbagai daerah biasa-biasa saja, mulai dari Semarang, Jakarta, Kotabaru Kalimantan Selatan hingga di kota Surakarta. Akan tetapi mulai tahun 2010, seorang guru harus lebih ekstra mencurahkan perhatian kepada siswa, hal ini karena kebutuhan siswa mulai saat itu berbeda dengan siswa sebelumnya. Dari hasil beberapa literasi, ternyata siswa yang dihadapi guru sekarang, adalah siswa yang sering disebut Generasi Z.
Karakteristik Generasi Z
Siswa yang masuk ke dalam generasi Z adalah mereka yang lahir di antara tahun 1997-2012, kini usianya menginjak 11 hingga 26 tahun di 2023. Generasi ini memiliki ciri-ciri lebih beragam diantaranya memiliki sifat global, memberi pengaruh pada budaya, dan juga memberi pengaruh sikap pada banyak masyarakat. Bukan hanya itu, Generasi Z juga dapat memanfaatkan perubahan, mahir memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, bahkan teknologi menjadi sebuah napas bagi mereka. Isu sosial menjadi salah satu topik yang paling diminati Generasi Z di Instagram di tahun ini. Lima topik yang paling banyak diikuti adalah Lingkungan dan keberlanjutan (Sustainability), Otentik dan menjadi diri sendiri, Pemberdayaan perempuan, Komunitas, dan Kesehatan mental.
Kunggulan generasi Z antara lain :
- Inovatif, Generasi Z cenderung memiliki pikiran yang kreatif dan inovatif;
- Fleksibel, Generasi Z cenderung lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan;
- Terampil dalam kolaborasi: Generasi Z terbiasa dengan lingkungan yang lebih kolaboratif. Mereka terbiasa bekerja dalam tim, baik dalam lingkungan akademik maupun sosial;
- Lebih memilih kerja yang bermakna: Generasi Z cenderung lebih memilih pekerjaan yang memberikan makna dan tujuan yang jelas, serta memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka;
- Berorientasi pada teknologi: Generasi Z adalah digital native dan terbiasa dengan teknologi dan internet sejak lahir.
Selain keunggulan Generasi Z juga mempunya beberapa kelemahan antara lain:
- Tergantung pada teknologi, ketergantungan generasi Z pada teknologi dapat menjadi kelemahan dalam beberapa situasi;
- Terlalu cepat bosan, generasi Z cenderung terlalu cepat bosan dengan pekerjaan yang monoton atau rutin;
- Generasi Z cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi dan ingin hasil yang cepat;
- Tidak sabar dalam menyelesaikan tugas, keterbiasaan Generasi Z untuk bergerak cepat dan multitasking dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka.
Selain itu, saat ini Generasi Z telah memasuki era Society 5.0 yang dimaknai dengan tingginya persaingan diberbagai sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat karena pada masa ini masyarakat dituntut untuk hidup berdampingan dengan teknologi, menguasai dan memanfaatkan teknologi
Teknologi telah memengaruhi beragam aspek kehidupan. Bahkan, tenaga manusia dalam berbagai pekerjaan kini telah digantikan oleh teknologi, mulai dari mesin hingga robot. Meski demikian, ada beberapa pekerjaan yang keberadaannya tidak bisa digantikan, salah satunya adalah guru. Teknologi mungkin bisa menggantikan bagaimana proses pembelajaran berjalan. Namun, keberadaan guru tetap tidak bisa digantikan, jika guru menjadi guru yang inspiratif. Middleditch (2018) menjelaskan beberapa alasan mengapa peran guru tidak dapat digantikan oleh teknologi: 1). Guru mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik; 2). Guru memahami perkembangan berpikir peserta didik; 3). Guru mampu menumbuhkan rasa ingin tahu; 4). Guru mampu menyiapkan anak-anak menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Menjadi guru inspiratif
Guru adalah profesi yang tidak dapat digantikan oleh teknologi, untuk bisa menjadi guru yang inspiratif bagi Generasi Z antara lain yang harus dilakukan adalah dengan terus mengembangkan dan meningkatkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh para Generasi Z serta mengeliminir kelemahan-kelemahannya. Usaha untuk menjadi guru inspiratif antara lain dengan:
- Guru harus memberi teladan yang baik, dalam hal penampilan, sikap, bertutur kata, dan berbuat, diusahankan selalu selaras;
- Guru juga dituntut membiasakan hal-hal yang baik dengan sabar, biasanya prilaku baik tidak dapat diperoleh secara instan;
- Guru harus mampu dan mau memberi nasehatagar Generasi Z mengetahui tentang perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, dapat membedakan perbuatan yang dapat pahala dan perbuatan yang berdosa, pilihan yang benar dan pilihan yang salah, mematuhi hukum dan yang melanggar hukum, perbuatan yang halal dan perbuatan harom, serta perbuatan yang dapat memasukkan ke dalam surga atau memasukkan ke dalam neraka;
- Guru inspiratif dapat membuat kesepakatan bersama dengan Generasi Z, sebagai kontrol untuk keberhasilan Generasi Z;
- Guru inspiratif memberikan penghargaan atau sanksi atas perbuatan Generasi Z.
Demikian pengalaman sebagai guru, dapat menjadi tips sebagai guru inspiratif bagi generasi Z. Semoga dapat berhasil dan bermanfaat untuk kesuksesan Generasi Z.
Referensi
- https://www.kompasiana.com/doi/63f79d3959008b469e431953/kelebihan-kelemahan-gen-z-dalam-dunia-kerja
- https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Middleditch
- Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar