Kamis, 29 Desember 2022

PERLUNYA PEMBELAJARAN BERBASIS PADA MURID

Edisi: Vol. 3 No. 1 September - Desember 2022

Oleh: E. Kustiningsih, S.Pd.
(Guru IPS SMPN 20 Surakarta - Jawa Tengah)

Tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, dalam pandangannya mengungkapkan bahwa Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Setiap anak mempunyai dua kodrat, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam proses pendidikan dan pengajaran, guru harus mampu menyelaraskan dengan dua kodrat yang dimiliki anak agar saat belajar, anak merasa bahagia tanpa ada perasaan tertekan dan tanpa ada kekerasan dalam proses pembelajaran.

Pendidikan dan pengajaran adalah dua kata yang memiliki makna berbeda. Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahiriah dan batiniah. Sedangkan Pendidikan  (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang individu  manusia maupun sebagai amggota masyarakat. Dengan segala bakat dan minat yang berbeda dari murid, diperlukan sebuah proses pembelajaran yang berpusat pada murid untuk dapat menggali potensi yang dimiliki murid, agar murid lebih aktif dalam pembelajaran.

Guru perlu mengetahui karakteristik siswa sebelum membuat sebuah perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta untuk merancang penilaian pembelajaran. Proses pemetaan karakteristik siswa bisa dilakukan melalui sebuah pemberian kuisioner serta tes gaya belajar siswa.

Melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran jelas lebih menarik bagi siswa dibandingkan hanya melakukan proses pembelajaran yang klasikal, yaitu murid hanya mndengarkan paparan dari guru dan diakhiri dengan mengerjakan soal untk mengukur ketercapaian penyampaian materi pelajaran.

Pembelajaran yang dipusatkan pada siswa dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar seperti manajemen waktu, komunikasi, berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah (Krishnan, 2015).

Dalam sebuah pembelajaran yang berpusat pada murid, guru dapat membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan membuat kesepakatan kelas sebelum pembelajaran dimulai. Tugas guru hanya memantau dan mengarahkan siswa saat diskusi kelompok dalam membahas materi pembelajaran.

Penerapan pembelajaran yang dipusatkan pada siswa harus direncanakan serta diupayakan dengan matang dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan. Tantangan guru dalam menerapkan pembelajaran ini adalah manajemen sekolah perlu fokus terhadap penggunaan sumber daya yang tersedia, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, mengatur pelatihan bagi guru, dan melakukan dukungan bagi guru baru yang kurang pengalaman, serta melakukan cara-cara inovatif dalam proses pembelajaran (Qutoshi & Poudel, 2014).

Menurut European University Association (dalam Hoidn, 2016), menyebutkan karakteristik pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah sebagai berikut.

  • Pergeseran fokus dari guru dan apa yang diajarkan, menjadi berfokus ke siswa dan apa yang dipelajari;
  • Hubungan yang berbeda antara guru dan siswa dengan tanggung jawab belajar serta guru menjadi fasilitator;
  • Latar belakang, pengalaman, kerangka persepsi, gaya belajar serta kebutuhan khusus siswa diperhitungkan dalam pembelajaran;
  • Setiap siswa dapat membangun makna mereka sendiri dengan melakukan pembelajaran yang proaktif, penemuan dan refleksi. Guru dapat membangun cara berpikir kritis siswa melalui proses pembelajaran;
  • Sering ada tekanan pada interdisipliner dengan tujuan mencapai tingkat yang lebih tinggi, keterampilan dan pengetahuan umum;
  • Siswa terlibat langsung dalam menentukan apa yang akan dipelajari;
  • Proses pembelajaran tidak hanya menyangkut tentang transfer dan pengembalian pengetahuan, tetapi juga menyangkut tentang pemahaman yang lebih dalam dan pemikiran kritis serta tidak berfokus pada hasil, maupun input;
  • Umumnya, penilaian bersifat formatif dan umpan balik dilakukan secara terus menerus;
  • Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat mempermudah pengembangan model pengajaran campuran dan mengenali pembelajaran sebelumnya, sehingga menguntungkan siswa untuk belajar secara tradisional dan non-tradisional dan memberikan fleksibilitas untuk belajar sepanjang hayat.

Menurut Neill & McMahon (2005), prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Siswa aktif dalam pembelajaran;
  • Terdapat penekanan pada pembelajaran dan pemahaman yang mendalam;
  • Peningkatan tanggung jawab dan akuntabilitas siswa;
  • Meningkatkan rasa otonomi siswa;
  • Terdapat rasa saling ketergantungan antara guru dan siswa;
  • Saling menghormati dalam hubungan guru dan siswa;
  • Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang siswa;
  • Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata
  • Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar membelajarkan di antara siswa;
  • Menggunakan pendekatan reflektif terhadap proses pembelajaran antara guru dan siswa.

Dengan segala kelebihan yang ada pda pembelajaran berpusat pada murid, akankah kita sebagai seoraang guru hanya bertahan pada proses pembelajaran klasikal? Mari berubah untuk pendidikan nasional yang lebih maju.

Referensi

  • https://wartaguru.id/mengenal-pentingnya-pembelajaran-berpusat-pada-siswa
  • https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/kesimpulan-dan-refleksi-pemikiran-pemikiran-ki-hajar-dewantara 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...