(Guru Fisika di SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah)
Pada Kurikulum Merdeka, guru benar-benar ditempatkan sesuai dengan nilai dan perannya, guru memiliki tugas utama yaitu mendidik dimana sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, mendidik terdiri atas mengajar dan mendidik itu sendiri, mengajar berarti memberikan ilmu pengetahuan kepada murid supaya berguna dalam hidupnya, sedangkan mendidik adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh murid supaya murid tersebut mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akherat. Dalam hal ini guru harus memposisikan dirinya dalam sistem among dimana dalam sistem tersebut terdapat sebuah istilah jawa yaitu :" ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" maksud dari istilah tersebut, guru harus dapat menjadi teladan yang baik, menjadi fasilitator dan menjadi penyemangat bagi murid-muridnya.
Pembelajaran berdiferensiasi
Pada proses pembelajaran di sekolah, biasanya sering dijumpai terdapat murid yang kesulitan dalam mempelajari suatu materi atau mata pelajaran tertentu, terkadang guru hanya beranggapan bahwa murid tersebut "kurang pandai" sehingga langkah yang sering diambil oleh guru adalah mengadakan remidi atau perbaikan, itupun hanya sebatas mengulang penilaian harian yang telah dilakukan. Hal ini tentunya tidak serta merta membuat murid yang kesulitan tersebut menjadi lebih paham karena dalam hal ini remidi yang dilakukan belum disesuaikan dengan kebutuhan murid tersebut. Dalam pelatihan Guru Penggerak, guru dibekali dengan ilmu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Cara tersebut merupakan penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Banyak guru sudah berusaha untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi namun masih ada beberapa guru yang belum paham betul, apa dan bagaimana sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan. Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Mungkin kita akan membayangkan seberapa rumitnya pembelajaran yang akan dilakukan, namun demikian pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru di dalam kelas harus mengajar dengan 36 cara yang berbeda untuk mengajar 36 orang murid, bukan juga dengan mengelompokkan murid-murid kita menjadi kelompok pandai, dan kurang pandai sehingga guru dapat memberikan tugas yang lebih banyak kepada murid yang pandai. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dan berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan:
- Kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, sehingga bukan hanya guru yang perlu memahami tujuan pembelajaran, akan tetapi tujuan pembelajaran juga sangat penting untuk dipahami oleh murid.
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Dalam hal ini, guru perlu menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
- Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras demi mencapai tujuan belajar yang tinggi. Guru harus memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
- Manajemen kelas yang efektif. Dalam hal ini, guru tidak hanya menciptakan prosedur, rutinitas, dan metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga harus menyusun struktur yang jelas, sehingga kelas tetap dapat berjalan secara efektif walaupun kegiatan yang dilakukan berbeda.
- Penilaian berkelanjutan. Maksud dari penilaian berkelanjutan di sini, guru perlu menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. (Modul CGP).
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi
Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memetakan kebutuhan belajar murid, kebutuhan belajar murid dapat kita kategorikan dalam tiga aspek yaitu: (1) Kesiapan belajar murid (readiness), (2) minat murid dan (3) Profil belajar murid.
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya sebagai berikut:
- Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
- Mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
- Menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
- Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Profil Belajar mengacu pada bagaimana cara memunculkan rasa nyaman ketika belajar pada setiap individu. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Proses pemetaan kebutuhan murid tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asessment diagnostik pada awal pembelajaran atau dengan menggunakan asessment formatif yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara. Berikut ini beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid:
- Mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari;
- Bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
- Menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai;
- Melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
- Membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
- Berbicara dengan guru sebelumnya dari murid tersebut;
- Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
- Mengamati perilaku murid-murid mereka; dll.
Setelah proses pemetaan dilakukan maka guru dapat menyusun sebuah desain pembelajaran dengan menerapkan strategi diferensiasi, yaitu:
1. Diferensiasi konten
Konten merupakan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
2. Diferensiasi proses
Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Setelah memetakan kebutuhan belajar, hal yang perlu diperhatikan adalah proses bagaimana murid memahami materi yang dipelajari, pemilihan kegiatan pembelajaran, apakah dalam bentuk individu atau kelompok, serta kemampuan murid dalam belajar atau mengerjakan tugas secara mandiri, apakah masih perlu bimbingan atau hanya dengan sedikit bimbingan.
3. Diferensiasi produk
Produk berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukan, pidato, diagram, dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
Harapan dari pembelajaran berdiferensiasi, guru mampu membuat sebuah pembelajaran menarik bagi murid yang sesuai dengan minat serta gaya belajar murid ,sehingga tujuan dari pembelajaran yang berpihak pada murid dalam hal ini yaitu pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar murid dapat tercipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar