Rabu, 30 November 2022

PEMANFAATAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI SMAN 6 SURAKARTA

Edisi: Vol. 3 No. 1 September - Desember 2022

Oleh: Dwi Fista Setyo Putri
(Guru Fisika SMAN 6 Surakarta - Jawa Tengah)

Media pembelajaran mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan faktor-faktor pendidikan yang lain, tetapi kadang-kadang kurang diperhatikan guru. Padahal dengan pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan belajar mengajar.

Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Dengan adanya modul, siswa lebih dapat belajar terarah di rumah walaupun tidak ada guru. Modul yang disertai dengan gambar dan contoh dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan lebih menambah motivasi siswa untuk belajar.

Metode pembelajaran siswa aktif 

Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan ditandai dengan penggunaan berbagai metode secara bervariasi yang sesuai dengan karakteristik materi, karakteristik siswa, dan fasilitas yang ada. Metode pembelajaran yang digunakan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak bosan, selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar sekaligus sebagai indikator peningkatan kualitas pendidikan. Perubahan metode pembelajaran tersebut harus melengkapi metode konvensional yang selama ini digunakan, yang biasanya pembelajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered) yang menekan aktivitas, kreativitas, dan kemampuan berpikir siswa. Metode ini kurang cocok dalam tujuan pencapaian keberhasilan siswa dibidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga akan menghasilkan lulusan yang kualitasnya rendah. 

Pembelajaran IPA Inkuiri terbimbing

Perubahan metode pembelajaran pada pembelajaran IPA harus melibatkan peran serta siswa yang secara aktif untuk mengaplikasikan metode ilmiah pada situasi yang nyata untuk menemukan jawaban pertanyaan “apa, mengapa, dan bagaimana” gejala-gejala alam itu terjadi. Salah satu metode pembelajaran sebagai pengganti metode konvensional adalah pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing.

Lulusan Sekolah Menengah Atas diharapkan mempunyai kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga mampu bersaing di dunia kerja nantinya. Sudah seharusnya dalam proses belajar mengajarnya menggunakan metode inkuiri terbimbing melalui praktikum dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Dengan adanya kegiatan praktikum akan menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarannya sehingga diharapkan akan mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik. Selain itu dengan kegiatan berinkuiri, melatih siswa SMA khususnya program MIPA. Tetapi inkuiri terbimbing belum biasa dilakukan karena memerlukan keaktifan dari siswa sehingga siswa yang selama ini terbiasa dengan pembelajaran tradisional akan sulit untuk mengikutinya. Selain itu diperlukan waktu pembelajaran yang lebih banyak.

Gagne (1985: 22) mengemukakan bahwa  kondisi pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar secara maksimal secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri siswa meliputi: kesiapan, kemampuan, pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa, motivasi, aktivitas bakat dan intelegensi. Kondisi eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri siswa namun ikut mempengaruhi belajar siswa meliputi: sarana prasarana belajar, ruang belajar, media pembelajaran dan sebagainya.

Modul interaktif meningkatkan motivasi belajar

Motivasi pada dasarnya adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk lebih aktif dalam melakukan kegiatan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan terlihat dari aktivitas yang dilakukan. Siswa tersebut akan tahan belajar dalam waktu yang lama, menganggap belajar lebih penting dari kegiatan yang lain, rajin mencatat, merangkum, mengajukan pendapat, menjawab soal. Dari aktivitas yang dilakukannya tersebut sangat mendukung untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Motivasi belajar siswa kelas XI SMAN 6 Surakarta tergolong rendah, hal ini dapat dibuktikan dari angket kebutuhan siswa yang menunjukkan kurang antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika. Hal ini menyebabkan prestasi belajar yang diperoleh kurang optimal. 

Pembelajaran dengan menggunakan modul yang berbasis inkuiri terbimbing juga  jarang digunakan oleh guru. Padahal modul berbasis inkuiri sangat membantu guru untuk menjelaskan materi. Siswa akan lebih kreatif dalam mengembangkan dirinya, pemahaman konsep yang didapatkan menjadi lebih bermakna, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan belajar secara mandiri. Modul interaktif adalah modul yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep lebih cepat jika dibandingkan jika menggunakan modul pembelajaran yang biasa.  

Penelitian tentang efektivitas penggunaan modul pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA bidang keahlian teknik mesin oleh Sunyoto (2005) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan modul pembelajaran interaktif dengan siswa yang tidak menggunakan modul pembelajaran interaktif. Prestasi belajar siswa SMK bidang keahlian teknik mesin yang menggunakan modul pembelajaran interaktif lebih baik daripada siswa yang memperoleh materi yang sama tetapi tidak menggunakan modul pembelajaran interaktif. Penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA terpadu dengan tema tekanan udara dalam sistem pernapasan dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk SMP/MTs kelas VIII oleh Astuti (2009) menyimpulkan bahwa respon siswa terhadap modul pembelajaran IPA terpadu dengan tema tekanan udara dalam sistem pernapasan dengan pendekatan inkuiri terbimbing dilihat dari komponen materi, komponen keterbacaan, bahasa dan gambar, komponen penyajian modul, komponen tampilan, komponen secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik.


Daftar Referensi:

  • Astuti, Sri. (2009). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu dengan Tema Tekanan Udara dalam Sistem Pernapasan dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk SMP/MTs kelas VIII. Tesis Pendidikan Sains Pascasarjana UNY. Yogyakarta. (Unpublished)
  • Andriani, Imron Husaini, dan Lia Nurliyah. (2011). Efektifitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains Bandung: 22-23 Juni 2011.  
  • Gagne, R. (1985). The Conditions of Learning.  New York: Holt, Rinehart & Winston.
  • Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. Iowa: Iowa State University. AM. J. Phys,70(12):1259-1268. (Online). (http://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf, diakses 12 Agustus 2013)
  • Nasution. S. (2000). Didaktik Asas–Asas Mengajar. Bandung : Jemmars.
  • Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...