Selasa, 10 Mei 2022

Pengalaman Batin setelah Membaca Cerpen

Oleh: Lilia Trispaniyanti, S. Pd. 
(Guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Weru Sukoharjo - Jawa Tengah) 

Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022

Membaca adalah kebutuhan bagi sebagian orang. Membaca membuka jendela dunia. Demikian kata pepatah. Ada beberapa jenis orang yang berkaitan erat dengan aktivitas membaca. Tentu masing-masing orang akan berbeda apa yang dibaca dengan yang lainnya. Jenis bacaan orang biasanya tergantung kepada tujuan ataupun  kebutuhannya. Seorang pelajar atau mahasiswa berbeda dengan guru atau dosen. Karyawan kantor akan berbeda dengan para manajer. Aktivitas membaca yang dilakukan oleh seorang pelajar dan pendidik misalnya ada kesamaan karena sama lingkupnya yakni di bidang pendidikan.

Salah satu aktivitas membaca yang umum dalam dunia pendidikan adalah membaca buku pelajaran ataupun buku pendidikan. Untuk jenis buku pendidikan salah satu aspeknya adalah  membaca karya sastra. Hal ini dikarenakan membaca karya sastra adalah bagian terintegrasi dalam belajar Bahasa dan Sastra Indonesia, baik di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Diharapkan dengan membaca karya sastra akan diperoleh manfaat baik langsung maupun tidak langsung. Semisal karya sastra yang umum dibaca oleh khalayak adalah karya sastra ringan yakni cerita pendek atau yang biasa dikenal dengan cerpen. 

Salah satu karya sastra yang banyak digemari pembaca adalah cerita pendek (cerpen). Terbukti halaman surat kabar atau majalah rasanya tak punya greget, jika tidak menampilkan rubrik cerpen. Kebijakan redaksional yang memberikan ruang khusus untuk pengarang mengasah karyanya, adalah salah satu bukti perhatian serius terhadap kemajuan sastra itu sendiri. Boleh jadi, rubrik cerpen adalah "primadona" media cetak. Seiring dengan hal itu, penerbitan buku kumpulan cerpen sangat pesat, meskipun kebanyakan merupakan karya yang sudah dimuat  dan dilombakan, seperti yang acapkali dilakukan Kompas. Tak heran, bila Kompas terus melahirkan karya cerpen yang banyak diproduksi pengarang pilihan.

Secara singkat, dalam Nurgiyantoro (1995: 9) menyebutkan bahwa cerpen termasuk ke dalam cerita fiksi. Menurutnya, cerpen yang dalam bahasa Inggris disebut short story adalah cerita yang lebih pendek daripada novelette. Walaupun pendek, panjang cerpen bervariasi. Cerpen yang pendek (short short story) berkisar 500-an kata, cerpen yang panjang cukupan (middle short story), dan cerpen yang panjang (long short story). Sesuai dengan namanya, cerpen adalah cerita yang pendek.

Sementara itu, Thahar (1999: 1) mendefinisikan cerpen sebagai salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Dengan alasan hampir setiap media massa yang terbit di Indonesia menyajikan cerpen setiap minggu. Majalah-majalah hampir selalu memuat satu atau dua cerpen yang seolah-olah tanpa memuat cerpen, isi majalah itu tidak lengkap. Bahkan, pemancar-pemancar radio siaran juga mempunyai rubrik cerpen yang diasuh secara berkala.

Jadi,  cerpen dapat dikatakan sebagai suatu cerita yang mengisahkan salah satu atau sebagian dari kehidupan manusia dengan kriteria: (1) selesai dibaca dalam sekali duduk, sekitar antara setengah sampai dengan dua jam, (2) kurang dari 10.000 kata, (3) memberikan kesan tunggal pada satu tokoh, (4) memiliki alur tunggal dan berjenis alur rapat atau erat sehingga tokoh utama tidak sampai mengalami perubahan nasib. Karena lingkup cerita yang sangat terbatas pada sebagian dari aspek kehidupan seseorang.  

Membaca cerpen tentunya memberi manfaat kepada para pembacanya. Di antara manfaat tersebut adalah mendapatkan pengalaman batin. Maksud dari pengalaman batin tersebut adalah mendapat pengetahuan baru, mengambil hikmah dan amanat dari cepen tersebut dan menjadikannya sebagai pelajaran kehidupan,  menambah wawasan dan pengetahuan, melembutkan hati dan perasaan, bahkan dapat menginsirasi dan memperkaya wawasan. 

Seseorang yang menghadapi problema kehidupan baik yang bersifat umum atau pribadi akan dapat menemukan solusi sendiri dengan membaca cerpen. Cerpen meskipun pendek kisah yang diungkap pasti mengandung gambaran penyelesaian persoalan yang dapat diambil oleh pembaca. Solusi inilah yang dijadikan pembaca sebagai pengalaman batin yang tidak mungkin diperoleh dari bertanya kepada orang tua, teman, atau orang lain. Dengan demikian, melalui membaca karya sastra, khususnya cerpen, hidup akan menjadi indah. Hal ini sesuai pandangan bahwa cerpen adalah karya sastra yang indah yang dapat menjadikan hidup seseorang menjadi lebih indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...