Kamis, 31 Maret 2022

MEMILIKI ILMU LADUNI DAN KASBI UNTUK MEWUJUDKAN K3 DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA


Edisi: Vol. 2 No. 2 Januari - April 2022

Oleh: Rohmad, S. Ag.
(Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah)


Sebenarnya proses kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah  antara guru dan siswa sudah ada gambarannya di dalam Al Qur’an yaitu Nabi Khidzir dan Nabi Musa termasuk di dalamnya syarat-syarat dan persoalan-persoalan dalam pengajaran serta kesehatan dan keselamatan kerja di dalamnya.

Untuk gambaran proses kegiatan belajar mengajar seperti  di atas di firmankan Allah dalam Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 66 sampai 82, namun untuk menjelaskan gambaran KBM seperti guru dengan siswa penulis mengambil per-ayat yaitu ayat 66 yang berbunyi :

قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا ٦٦ قَالَ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٦٧ 

Artinya : Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku

Dalam ayat ini sudah jelas bahwa dalam dunia pembelajaran Nabi Musa sebagai murid sedangkan Nabi Khidhr sebagai guru dan Allah sebagai sang pencipta termasuk yang membuat pendoman hidup, hal ini juga termasuk ada perintah dan larangan dalam kegiatan belajar mengajar yang di adakan Nabi Musa dan Khidhr.

Di dalam surat Al Kahfi ayat 66 juga sudah jelas bahwa ilmu itu tidak hanya satu melainkan lebih, ada yang benar dan sebaliknya, kalau pembahasan di sini ada ilmu Laduni dan ilmu Kasbi. Di jelaskan pula pada ayat lain, bahwa sebenarnya dengan ilmu pulalah manusia termasuk para guru dan siswa dapat menjaga kesehatan dan keselamatan hidupnya, entah itu di laut, darat maupun tempat manusia bekerja atau menjalani aktivitasnya.

Di SMA Negeri I Boyolali juga sebenarnya dengan ilmu bisa mewujudkan kesehatan keselamatan terhadap warganya. Namun sayangnya manusia termasuk para pendidik termasuk siswa tidak menyadari atau lupa bahwa di dalam dirinya ada dua unsur jasmani dan rohani.Unsur Jasmani bisa di lihat dengan mata sedang unsur rohani tidak bisa di lihat dengan mata biasa melainkan dengan mata hati. Kedua unsur ini pula hendaknya seimbang  baik di dalam urusan makanan maupun ilmu untuk kesehatan keselamatan kerjanya.


K3 dengan Ilmu Kasby dan Ilmu Laduni

Pada saat ini ilmu kasbiy seperti Matematika, Fisika, Kimia dan lainnya sangat banyak di cari orang dan  diperhatikan oleh pemerintah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta didik mengikuti bimbingan tes di lembaga bimbingan belajar untuk menghadapi ANBK maupun SBMPTN atau institusi pendidikan tinggi lainnya.  Namun ilmu laduni kurang diminati oleh orang dan inilah latar belakang penulis memilih judul ini dengan harapan mengingatkan pada kita semua bahwa dengan ilmu laduni dan ilmu kasbi bisa menjaga kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di mana saja termasuk di dunia Pendidikan.

Ilmu Kasbi didapat dengan belajar sedangkan Ilmu Laduni adalah ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia atau dengan kata lain ilmu yang berasal dari Allah. Berarti ilmu ini sifatnya bisa ghoib, hal ini seperti difirmankan Allah di dalam Al Qur’an surat Al Alaq ayat 5 yang berbunyi ;

عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥ 

Artinya : Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Atau  yang lain yaitu surat Al Kahfi ayat 65 yang berbunyi :

 فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا ٦٥

Artinya : Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami

Sedangkan ilmu Kasbi ilmu yang di peroleh karena usaha manusia, hal ini disyaratkan surat Al Alaq ayat 4 yang berbunyi :

 ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ 

Artinya : Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam/pena

Sedangkan yang di maksud K3 di sini adalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dalam kehidupannya produktif secara sosial dan ekonomi. Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Jadi definisi kesehatan ada dua unsur yaitu badan/jasmani dan jiwa/ rohani, begitu juga dengan keselamatan kerja mencakup dua hal unsur tersebut.

Untuk memenuhi kesehatan dan keselamatan kerja baik unsur jasmani dan rohani perlu dua ilmu yaitu ilmu kasbi untuk jasmani sedangkan ilmu laduni untuk unsur rohani. Kedua unsur ini pula hendaknya di perhatikan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, keluarga dan masyarakat.


Cara Belajar Ilmu Laduni 

a. Tekun belajar terhadap ilmu hikmah

Orang yang tekun mencari ilmu di perintah oleh dalam surat At Taubah : 122 yang berbunyi :

۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢ 

Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

b. Sabar 

Hal ini sesuai Al Qur’an surat Al Kahfi  68 yang berbunyi :

هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا ٦٦ قَالَ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٦٧  وَكَيۡفَ تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا ٦٨

Artinya : Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku

Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?

c. Memiliki rasa takut pada Allah 

Man khofa minallahi khofaku kullu syai woman khofa ghoirullah khofa min kulli syai

Artinya: Barang siapa yang takut hanya kepada Allah maka semua makhluq akan takut/tunduk padanya. Barang siapa takut tunduknya kepada selain Allah maka semua makhluq ketakutan baginya.

d. Mengamalkan ilmu yang di kuasai

Barang siapa yang mengamalkan ilmu yang ia ketahui maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang belum ia ketahui.

Hal ini diperjelas oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqorah ayat 44, yang berbunyi :

۞أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٤٤ 

Artnya : Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir

e. Terus berdo’a

Untuk cara berdo’a , Allah telah berfirman di dalam Al Qur’an surat Al Baqorah ayat : 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ ١٨٦ 

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

f. Tidak mencintai dunia  

Man rohida fii dunya Allahmahullu liman min ghiru ta’ allum

Artinya : Barang siapa yang zuhud pada dunia ( tidak cinta dunia ) maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tempat belajar


Manfaat ilmu Laduni

Dari beberapa sumber terutama dari Al Qur’an tentang manfaat ilmu Laduni dapat di simpulkan sebagai berikut ;

  • Akan mendapat rahmat dalam bentuk kecerdasan luar biasa, Hal ini d firmankan Allah dalam surat Al Kahfi ayat :

فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا ٦٥

Artinya: Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami

  • Membuat mata batin semakin tajam dan peka
  • Mengusai ilmu syariat dan hakikat
  • Mampu melihat serta memahami hal dan perkara yang gaib sifatnya, Hal ini di firmankan oleh dalam surat Al Imron ayat : 44

ذَٰلِكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهِ إِلَيۡكَۚ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يُلۡقُونَ أَقۡلَٰمَهُمۡ أَيُّهُمۡ يَكۡفُلُ مَرۡيَمَ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ ٤٤ 

Artinya :Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa

  • Terhindar dari tipu daya yang menyesatkan
  • Selalu mendapat petunjuk ketika ingin memulai suatu usaha


Mewujudkan llmu Laduni terhadap K3 di Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siswa

Berikut ini pemaparan pengalaman dalam penerapan ilmu laduni dalam kegiatan esktra kurikulernya atau kegiatan siswa atau guru :

  1. Pada tahun 2011/2012 di SMK Negeri Banyudono tempat penulis menjadi Guru Tidak Tetap (GTT ) ada kegiatan kemah atau kegiatan kepramukaan 2 hari. Pada tengah-tengah kegiatan ada siswa yang kesurupan atau kemasukan makhluk halus sampai di bawa kerumahnya belum sembuh. Lain hari siswa yang kesurupan tadi menemui saya minta dibacakan surat Yasin dan do’a yang lain di halaman sekolah. Kegiatan membacakan surat Yasin dan do’a yang lain itu pada hari Kamis malam atau malam Jum’at serta dihadiri teman siswa yang sakit dan tenaga sekolah yang lainnya. Beberapa hari berikutnya  siswa yang sakit tersebut menemui penulis mengucapkan terima kasih karena sudah sembuh berkat pertolongan Allah dari do’a-do’a yang dibacakan, hal ini juga membuktikan firman Allah dalam surat Al Baqorah ayat 186 yang telah diuraikan di atas.
  2. Pada tahun 2018 di SMA Negeri I Boyolali ada seorang guru Biologi yang sakit ginjal dan tidak mau dioperasi serta hanya menginap dan diberi obat dari rumah sakit umum Pandaran Boyolali. Seperti biasa setelah berdo’a pada awal pelajaran PAI ada agenda tadarus Al Qur’an namun sebelum membaca Al Qur’an para siswa disuruh menambah membaca Al Fatihah untuk mengirimkan kepada guru yang sakit tadi, Alhamdulillah guru tersebut sembuh dan melaksanakan tugas KBM kembali. Peristiwa seperti ini di SMA N I Boyolali sudah terjadi tiga kali termasuk yang terjadi kepada Kepala Sekolah yang sakit Vertigo dan siswa.


Penutup

Gambaran kegiatan belajar mengajar sebenarnya sudah dijelaskan dalam Al Qur'an, hal ini tercermin pada peristiwa antara Nabi Musa dan Nabi Kidhir. Perdebatan antara Nabi Musa dengan Nabi Kidhir yang di abadikan dalam Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 66 - 82 ini merupakan kesimpulan artikel ini. 

  1. Ayat  66 – 71 sebagai potret KBM, yaitu ada guru dan ada murid serta ada cara belajar mengajar yaitu tidak boleh bertanya dalam tengah KBM. Ada sikap sabar dan ada perjanjian kedua belah fihak serta tujuannya untuk  meraih ilmu pengetahuan dan urusan lain yang dalam pembahasan pada tulisan ini adalah K3. Perhatikan arti ayatnya; Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun"Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu" .
  2. Ayat 72- 82 tentang permasalahan-permasalah dalam KBM antara lain : pelajaran perusakan kapal, pembunuhan terhadap anak dan pembangunan gedung yang roboh serta ada kesepakatan sangsi/hukuman. Perhatikan arti ayatnya :  Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku". Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku? Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu


1 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...