Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Keejuruan. Revitalissai SMK diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu SMK dengan dua orientasi baru. Pertama mengantissipasi datangnya gelombang revolusi industri 4.0 dengan segala teknologi desruptif yang menyertainya. Kedua orientasi pengembangan keunggulan potensi wilayah sebagai keuanggulan nasional untuk menciptakan daya saing bangsa. Untuk merevitalisasi SMK ada beberapa hal yang harus dilakukan, ada lima program dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pertama revitalisasi kurikulum, kurikulum akan diselaraskan sesuai kebutuhan dunia usaha/dunia inddustri (DUDI). Kedua revitalisasi kerjasama dengan DUDI. Ketiga revitalisasi sarana prasarana yang perlu disesuaikan dengan keadaan di dunia usaha dunia industry. Keempat revitalisasi proses sertifikasi. Kelima revitalisasi guru dan tenaga kependidikan.
Berdasarkan struktur kurikulum kompetensi keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga sebagian besar dari unit kompetensi yang diujikan adalah mata pelajaran yang diberikan di kelas X dan XI. Sedangkan pelaksanaan uji kompetensi untuk dua klaster tersebut kebanyakan masih dilaksanakan di kelas XII. Konsekuensi logisnya ada sebagian materi yang disampaikan guru banyak yang terlupakan. Untuk mengatasinya perlu dilakukan persiapan/pembekalan kepada peserta didik dalam menghadapi uji kompetensi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengingat materi, mengurangi kesenjangan kemampuan antar peserta didik dan mengembangkan kemampuan mereka adalah metode Drill dengan tutor teman sebaya (Dito Maya).
Uno Hamzah (2012) mendefinisikan metode drill sebagai suatu cara mengajar di mana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan berulangkali untuk mendapatkan keterampilan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Tujuan penerapan metode drill adalah agar peserta didik: (a) memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafalkan kosakata, menulis, dan mempergunakan alat; (b) mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, dan menjumlahkan; (c) memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.
Kelebihan penerapan metode pembelajaran Drill antara lain adalah: (a) materi yang diberikan lebih runtut; (b) adanya pengawasan, bimbingan, dan koreksi dari guru mebuat peserta didik langsung faham terkait kesalahan yang ia lakukan. Dengan demikian waktu yang digunakan akan lebih efektif; (c) pengetahuan dan keterampilan yang telah diasah bangku kelas dapat digunakan dalam kehidupannya kelak baik dalam lingkup sosial masyarakat maupun keperluan pada dunia kerja.
Kekurangan penggunaan metode drill dalam kegiatan pembelajaran anatara lain adalah: (a) menciptakan individu yang statis, sulit berubah; (b) menciptakan proses penyesuaian diri yang bersifat mekanis di lingkungan sekitarnya; (c) memunculkan kebiasaan menghafal pada peserta didik; (d) kegiatan latihan berulang akan memunculkan perasaan tidak suka dari peserta didik; (e) proses belajar denga latihan disertai bimbingan guru yang intensif memunculkan rasa bosan pada peserta didik.
Berbicara tentang tutor sebaya, menurut Makarao (2009) tutor teman sebaya adalah metode pelatihan yang memfasilitasi siwa untuk mengajarkan suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu kepada peserta didik lainnya. Metode tutor teman sebaya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang peserta didik kepada peserta didik lainnya dan salah satu peserta didik tersebut lebih memahami materi pembelajaran.
Menurut Djamarah & Aswan (2013) metode pembelajaran tutor teman sebaya membutuhkan peserta didik yang berperan sebagai tutor. Menentukan siapa yang dijadikan tutor, diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu peserta didik yang paling pandai, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tutor adalah sebagai berikut: (a) dapat diterima (disetujui) oleh peserta didik mendapat program perbaikan sehingga peserta didik tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya; (b) dapat menerangkan bahan perbaikan yang diperlukan oleh peserta didik yang menerima program perbaikan; (c) tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan; (d) mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada temannya.
Dalam pelaksanaannya, penerapan metode tutor teman sebaya ini memiliki kelebihan sebagai berikut: (a) peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi; (b) peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; (c) tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajarmembelajarkan diantara peserta didik; (d) dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi peserta didik karena sesuatu yang dialami dan disampaikan peserta didik mungkin belum diketahui sebelumnya oleh pendidik.
Selain memiliki kelebihan, metode tutor teman sebaya ini memiliki kelemahan sebagai berikut: (a) peserta didik yang dibantu sering kurang serius dalam belajar, karena berhadapan dengan temannya sendiri; (b) ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya; (c) ada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sulit dilaksanakan, karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan peserta didik yang diberi program perbaikan; (d) bagi guru sulit untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang peserta didik yang harus dibimbing, (e) tidak semua peserta didik yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat menjelaskan kembali kepada teman-temannya.
Tahapan pelaksanaan pembelajaran Dito Maya dilakukan dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut:
- Guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 3 atau 4 orang yang memiliki kemampuan beragam. Guru mengidentifikasi beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih baik daripada temannya di kelas yang sama untuk dijadikan tutor. Jumlah tutor sama dengan jumlah kelompok belajar yang akan dibentuk.
- Guru melatih tutor dalam menyampaikan materi pokok bahasan kepada semua siswa, dengan menerangkan kepada siswa dari hal-hal yang sederhana ke hal yang lebih kompleks yang akan dipelajari oleh kelas dan menjelaskan latihan serta evaluasi yang akan dilakukan.
- Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas pada semua peserta didik dan memberikan kesempatan tanya jawab.
- Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan dan tata cara melakukan evaluasi.
- Tutor teman sebaya membantu temannya dalam mengerjakan tugas dan memberikan penjelasan materi yang belum dipahami oleh temannya dalam satu kelompok.
- Guru memberikan tugas rumah sebagai latihan, soalnya mengambil dari buku pelajaran yang digunakan dan pada pertemuan berikutnya tugas tersebut diperiksa bersama-sama, sehingga siswa yang tadinya mengalami kesulitan dapat mengerti.
- Guru mengamati aktivitas belajar dan memberi penilaian kompetensi. Guru, tutor, dan peserta didik melakukan evaluasi proses belajar.
Metode Dito Maya ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan agar dapat membangun kemampuan individu siswa. Dengan penerapan yang benar, model pembelajaran ini akan membuat siswa memiliki keterampilan motoris dimana siswa akan lebih mudah menyelesaikan kesulitan yang dialami melalui daya ingat dari hasil latihan-latihan yang telah dilakukan di kelas maupun tugas di rumah. Penggunaan model pembelajaran ini diharapkan menghasilkan keluaran (output) siswa yang memiliki penguasaan pemahaman konsep materi yang lebih kuat dan meningkatkan prestasi belajar belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar