(Guru Matematika SMA Muhammadiyah 1 Surakarta - Jawa Tengah)
Joyful Learning adalah suatu penyajian materi pelajaran dengan menghadapkan siswa pada suatu keadaan yang menyenangkan. Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan mempunyai minat dan motivasi untuk belajar dengan sadar dan tanggung jawab. Ketika kesadaran dan tanggung jawab sudah ada dalam diri siswa karena penerapan Joyful Learning maka motivasi mereka untuk belajar akan semakin meningkat, sehingga mereka dapat lebih bertanggungjawab dalam belajar.
Joyful Learning adalah metode-metode belajar cepat dan tepat serta menyenangkan untuk mengimbangi kerja otak kiri dan otak kanan agar dapat berkembang secara maksimal. Disebut dengan metode cepat karena dengan Joyful Learning dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat menjadi mudah, sederhana atau tidak bertele-tele sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam belajar. Keberhasilan belajar kita tidak ditentukan/ diukur lamanya kita duduk di belakang meja belajar, tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar kita. Disebut metode tepat dikarenakan metode-metode yang ada di Joyful Learning itu bervariasi serta kita bebas memilih dan menentukan metode yang tepat atau cocok untuk diri kita sendiri. (Catharinacatur, 2008).
Disebut dengan metode cepat karena dengan Joyful Learning dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat menjadi mudah, sederhana atau tidak bertele-tele sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam belajar. Keberhasilan belajar kita tidak ditentukan/ diukur lamanya kita duduk di belakang meja belajar, tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar kita. Disebut metode tepat dikarenakan metode-metode yang ada di Joyful Learning itu bervariasi serta kita bebas memilih dan menentukan metode yang tepat atau cocok untuk diri kita sendiri.
Menurut Radno Harsanto (2007 : 21) ”Suasana belajar akan menyenangkan (joyful) jika siswa sebagai subyek belajar melakukan proses pembelajaran berdasarkan apa yang dikehendaki. Siswa bersikap dewasa, terbuka dan memiliki komitmen tinggi untuk belajar. Suasana akan terbangun secara demokratis dan siswa sendiri akan merasa senang karena keinginan, keberadaan, otonominya sebagai siswa diakomodasi oleh guru. Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Joyful Learning adalah metode-metode pembelajaran cepat dan tepat yang menyenangkan di mana terbangun suasana yang demokratis antara guru dan siswa. Guru harus berperan sebagai pengajar yang demokratis. Menurut Paul Suparno (2007 : 53-54) Pengajar demokratis dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme. Prinsip konstruktivisme lebih menekankan bahwa siswa itu sudah tahu sesuatu meski belum sempurna, bahwa guru bukan maha tahu, dan bahwa siswa dapat belajar sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi dan tinggal dimasukkan dalam pikiran siswa, tetapi sesuatu proses yang harus digeluti, dipikirkan, dan dikonstruksikan oleh siswa. Tanpa keaktifan siswa mencerna, mendalami, dan merumuskannya sendiri, siswa itu tidak akan memperoleh pengetahuan tersebut. Dalam hal ini peran guru adalah hanya sebagai fasilitator dan moderator. Guru lebih membentuk siswa agar siswa aktif belajar menemukan pengetahuan mereka. Pembelajaran aktif dan menyenangkan (Joyful Learning) selain dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme juga dipengaruhi oleh teori intelegensi majemuk, tingkat perkembangan kognitif seseorang, serta relasi guru dan siswa yang lebih dialogis.
Menurut Anita Lie (2004: 2) beberapa manfaat proses pembelajaran kooperatif Joyful Learning, yaitu : (1) Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dengan siswa yang lain; (2) Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan; (3) Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat; (4) Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri); (5) Meningkatkan motivasi, harga diri, dan sikap positif; dan (6) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dari keterangan diatas jelas, penerapan metode pembelajaran barbasis Joyful Learning dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
Penerapan variasi metode pembelajaran berbasis Joyful Learning ini menggunakan beberapa metode, salah satunya adalah diskusi. Menurut Ellen R. Auster dan Krista K. Wylie (206:334) dalam jurnalnya yang berjudul ”Creating Active Learning in the Classroom : A Systematic Approach” menerangkan pembelajaran aktif dapat ditempuh melalui latihan menyelesaikan masalah, diskusi kelompok kecil, simulasi, role-play, dll. Beberapa metode lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan Joyful Learning antara lain metode kooperatif, Fisika Aneh (Fun)-Misteri, ekperimen, metode kuis, simulasi, permainan (TTS dan komik), problem solving, serta metode ceramah aktif berbantuan dengan video pembelajaran maupun media flash. Dalam beberapa metode yang telah disebutkan mengandung unsur permainan akademik yang diharapkan agar siswa dapat tertarik dan tidak bosan dalam belajar matematika serta dapat mengarahkan siswa dalam suasana kerjasama sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
John Benek dan Vinitia E. Mathew (2004: 3) dalam jurnalnya yang berjudul ”Active Learning-Student Ask Question” menerangkan bahwa game merupakan teknik pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Game memberikan kesempatan yang sama pada siswa untuk melibatkan dirinya secara aktif dalam pembelajaran.
Pada pembelajaran digunakan bahan ajar handout sederhana berupa komik sebagai pelengkap Joyfull Learning. Komik terdiri dari serangkaian cerita yang diceritakan secara singkat dan menarik, lengkap dengan gerakan-gerakan. Kita dapat mengatakan komik adalah serangkaian hasil karya seni yang menyenangkan dengan karya sastra yang diekspresikan secara visual dengan penjelasan tertulis yang terarah dan mempunyai cerita atau tema tertentu (Maria Johana dan Ari Widayanti, 2007: 31). Komik merupakan media yang menarik dikarenakan komik menggabungkan antara kata dan gambar. Penggunaan bahasa yang sederhana dalam komik juga membuat pembaca lebih mudah memahami isi dari komik tersebut. Dengan adanya variasi metode pembelajaran dan penggunaan beberapa media tersebut diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi, lebih tertarik dan tidak merasa bosan untuk mengikuti proses pembelajaran.
alhamdulillah.....muantap
BalasHapus