Kamis, 28 Oktober 2021

Berkreasi Seni Budaya untuk Siswa SMA di Kala Pandemi Covid-19

Oleh. Tri Mulato
(Guru Seni Budaya di SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Pandemi Covid-19 mempengaruhi semua sektor kehidupan yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi  Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah dalam rangka menjalankan fungsinya. Sekolah terpaksa menghentikan kegiatan belajar tatap muka di kelas untuk sementara. (Sulistio 2021). Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar dilakukan di rumah. Ini dilakukan agar dapat meminimalisir kontak secara langsung sehingga dapat memutuskan rantai penyebaran virus dan menjaga keamanan dan keselamatan peserta didik dan tenaga kependidikan.  Untuk mengisi kegiatan belajar mengajar, maka pemerintah mengambil tindakan dengan melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan sistem dalam jaringan atau yang lebih dikenal dengan daring, baik menggunakan laptop, PC ataupun smartphone. (Khair and Putra 2021). Proses pendidikan daring ini adalah transformasi pendidikan tatap muka ke dalam bentuk digital yang tentunya memiliki peluang dan tantangan yang sangat berat. (Al Hakim 2021), Banyak kendala yang dihadapi termasuk dalam pembelajaran Seni Budaya.

Kendala pembelajaran 

Beberapa hambatan pendidikan di masa pandemi diantaranya adalah orang tua siswa gaptek, akses internet, sulit memahami materi, rasa malas dan sulit berkonsentrasi. Namun hambatan-hambatan diatas dapat diatasi dengan membuat media pembelajaran sistem daring, menjalin komunikasi dengan wali murid, membuat ringkasan pembelajaran, memberikan tugas yang mendorong siswa untuk aktif. (Oktavia et al. 2021). Implementasi pembelajaran daring pada awal mula diterapkan, berjalan dengan lancar dan mendapat sikap antusias positif dari para peserta didik. Namun, seiring berjalannya waktu, terdapat keluhan dari para peserta didik seperti banyaknya tugas yang diberikan kepada para peserta didik, terbatatsnya kuota internet dan seringnya terjadi gangguan jaringan ketika proses belajar mengajar berlangsung membuat mereka merasa jenuh dan kesulitan. Untuk itu maka diperlukan kiat dalam menghadapi tantangan pembelajaran daring ini agar para peserta didik tidak merasa jenuh dan tetap bisa fokus dalam menerima pembelajaran dari guru. (Ginting et al. 2021). 

Menurut Arsyad, 2011 (Anugrahana, 2020) media pembelajaran online (sering disebut e-learning) merupakan media penunjang pendidikan, bukan media alternatif pendidikan. Media online digunakan sebagai media pembelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajarn di masa pandemi. Siswa dapat melakukan pembelajaran menggunakan media virtual learning atau e-learning seperti google classroom, video coverence, zoom ataupun menggunakan media whatsapp grup untuk digunakan sebagai sarana media pembelajaran (Dewi, 2020). Kondisi demikian memuat seluruh elemen Pendidikan dari mulai dinas terkait hingga para dewan guru dituntut untuk dapat berinovasi dan dapat kreatif dalam menggunakan media pembelajaran daring agar proses transfer ilmu dapat berjalan lancar dan normal.

Kendala dalam proses pembelajaran pada masa pandemi adalah berkurangnya waktu yang berdampak materi yang diberikan oleh guru terhambat, oleh karena itu guru membuat media video pembelajaran untuk dipelajari dirumah. Sedangkan kendala yang dialami siswa adalah dalam hal menerima materi pembelajaran dari video pembelajaran kurang jelas dan menyebabkan belajar mandiri tidak dapat berjalan dengan baik. (Putri and Trisakti 2021). Meski dalam kondisi yang serba terbatas karena pandemi Covid19 tetapi masih dapat melakukan pembelajaran dengan cara daring. Orang tua harus menambah waktu untuk mendampingi anak- anak. Sedangkan dari segi guru, guru menjadi melek teknologi dan dituntut untuk belajar banyak hal khususnya pembelajaran berbasis daring. Sistem pembelajaran daring ini dapat dijadikan kualitas kemampuan teknologi guru. (Sari 2020). 

Selain kendala yang dialami para siswa dalam pelaksanaan daring, guru seni budaya juga terkendala dengan anak-anak menggunakan daring, dikarenakan pembelajaran jarak jauh sehingga guru tidak bisa melakukan pengawasan dan bimbingan secara langsung dengan peserta didik. Dalam hal ini yang ditakutkan yaitu peserta didik menjadi kurang termotivasi. Peroses pembelajaran yang menyenangkan dapat diwujudkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru efektif. (Tesa et al. 2021).

Solusi pembelajaran Seni Budaya 

Pendidikan merupakan sebuah proses kultural, di mana pendidikan akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan manusia dalam beragama, bersosial maupun berbudaya.  Pendidikan dan seni budaya tidak akan pernah bisa dilepaskan karena kuduanya saling mempengaruhi, termasuk seni budaya yang membentuk kepribadian suatu individu maupun kelompok. Kesenian  atau  seni  budaya  merupakan  suatu  ekspresi  bagi  tiap-tiap  individu  maupun  kelompok, baik itu ekspresi jiwa, kepercayaan, ataupun ekpresi dari  hasil pemikiran. (Khairusani 2020). Dengan diterapkannya pembelajaran seni budaya melalui daring ini peserta didik dapat melatih kemampuan menganalisis dampak Covid-19 terhadap perkembangan seni pertunjukan dan alternatif solusinya. (Tesa et al. 2021).

Guru hendaknya memberikan pengetahuan yang fundamental kepada para siswanya, pengetahuan dan keterampilan yang kelak. bermanfaat, sehingga pada masanya nanti siswa dapat hidup secara cakap, kreatif, dan mandiri. Dalam mengembangkan pendidikan ke depan dibutuhkan sebuah sistem yang adaptif terhadap berbagai perubahan (Adi et al 2021). Perkembangan zaman mengharuskan sistem pendidikan juga berkembang. Revolusi industri 4.0 mengakibatkan keterlibatan tekhnologi disegala aspek, termasuk pendidikan. Pengembangan media pembelajaran membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. (Adzan et al. 2021). 

Kreativitas seorang guru sangatlah dibutuhkan dalam keadaan saat ini. Tingkat kreativitas seorang guru juga disesuaikan dengan mata pelajaran yang diampuhnya. Bagi guru yang mengajar pada mata pelajaran yang cukup hanya dengan teori saja, mungkin akan lebih mudah. Berbeda dengan guru yang mengajar pada mata pelajaran yang tidak hanya teori tetapi membutuhkan sebuah praktik sebagai penunjang dari mata pelajaran tersebut. Salah satunya adalah mata pelajaran seni budaya.(Cahyani et al 2021). Teknologi digital memiliki peran penting dalam peningkatan kreativitas selama Covid-19, sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin pesat, khususnya seperti pembelajaran membuat karya desain seni, jika perencanaan pembelajaran seni dengan media digital matang, maka semakin mendukung efektivitas dan kualitas pembelajaran. (Astutiningtyas and Yanuartuti 2020). 

Penggunaan teknologi oleh manusia untuk menyelesaikan berbagai suatu pekerjaan merupakan suatu keharusan. Manusia sebagai pengguna teknologi haruslah mampu untuk memanfaatkan yang ada sekarang ini, maupun perkembangan teknologi selanjutnya. Dengan hal ini, lembaga pendidikan terutama di sekolah sangat memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk menunjang proses belajar mengajar. Keberhasilan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, selain dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri.  (Wijaya and Rahayu 2021).

Dalam penelitian (Suparmi 2021). Penggunaan media yang bervariasi dalam proses pembelajaran online pada mata pelajaran seni budaya seperti halnya media visual juga dapat mempengaruhi informasi dan motivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan temuan yang dilakukan oleh (Rizani 2016). Terbatasnya media pembelajaran berbasis visual pada mata pelajaran Seni Budaya juga memiliki dampak terhadap proses pembelajaran yang verbalistis. Proses pembelajaran verbalistis dapat dikatakan sebagai proses belajar dimana pesan yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini biasanya terjadi karena informasi yang siswa terima bersifat tidak konkrit disebabkan oleh guru yang tidak mampu menjelaskan secara detail dan spesifik. Pemakaian media sebagai alternatif inovasi dalam proses pembelajaran mampu menanggulangi permasalahan tentang perbedaan antara informasi yang siswa terima dengan apa yang di informasikan oleh guru. Rizani (2016) menyatakan bahwa media dapat dimanfaatkan guna memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalistis dan melalui penggunaan media yang bermacam-macam ini dalam pembelajaran dapat mengatasi perilaku pasif dari siswa, serta dapat mengkonstruk pendapat yang sesuai dengan informasi dari guru terhadap suatu masalah. Media audio visual seperti video pembelajaran dapat digunakan dalam proses pembelajaran seni budaya. Penggunaan media video dapat menvisualisasikan materi sulit dijelaskan secara detail, sehingga dapat membantu menyampaikan materi yang bersifat dinamis. 

Penggunaan video pembelajaran berbasis YouTube dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Pengguanaan media pembelajaran berbasis YouTube memberi kemudahan siswa dalam mencari materi pengayaan untuk pemahaman materi belajar dan siswa dapat mengakses dimana saja dan kapan saja. (Apriansyah et al 2020). Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung kepada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak paling depan dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Salah satunya kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran Google Classroom dan WhatsApp Group. Google Classroom (Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi aplikasi pembelajaran campuran secara online yang dapat digunakan secara gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan membagikan kode kelas tersebut atau mengundang para siswanya. Google Classroom ini diperuntukkan untuk membantu semua ruang lingkup pendidikan yang membantu siswa untuk menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran, membagikan pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas. Google Classroom bagi siswa sangat memudahkan karena siswa bisa menerima materi dalam bentuk file apapun dan di Google Classroom siswa dengan mudah dalam mencari tugas dengan melihat di sheet “Tugas” apabila siswa ketinggalan dalam mengikuti pembelajaran. Tidak perlu scroll ke atas untuk mencari tugas yang belum dikerjakan oleh siswa. Selain itu bagi guru sangat memudahkan dalam memonitoring absen, tugas-tugas siswa yang belum menyerahkan dan belum sesuai dengan perintah soalnya dan bisa mendapatkan data nilai siswa. (Ubaidah 2021).

Aplikasi yang digunakan untuk menunjang pembelajaran seni budaya secara daring yaitu Google Meet untuk melakukan tatap muka melalui video. WhatsApp yang digunakan untuk melakukan presensi, group kelas, pengumpulan tugas dan menyebarkan informasi. Dalam aplikasi khusus BEE (Buleleng Education Expose) yang digunakan untuk mengumpulkan tugas, mengunduh materi pembelajaran, UTS dan UAS. Google Drive sebagai pengganti dalam mengumpulkan tugas gambar, video maupun dokumen jika aplikasi BEE (Buleleng Education Expose) sedang mengalami gangguan. 

Pengembangan pembelajaran merupakan suatu proses multi dimensional yang kompleks dan tidak hanya bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang dirasakan, tetapi terutama merupakan suatu usaha penelaahan kembali terhadap aspek-aspek sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran tersebut berorientasi pada rumusan tujuan yang baru dan senantiasa berorientasi pada kebutuhan serta perubahan masyarakat. Upaya pengembangan pembelajaran tidak akan memiliki ujung akhir sampai kapanpun, karena persoalan pendidikan selalu saja ada selama peradaban dan kehidupan manusia itu sendiri masih ada. Pengembangan pembelajaran tidak akan pernah dapat diakhiri, apalagi dalam abad informasi seperti saat ini. (Permana et al. 2021). Mengingat pentingnya proses pendidikan siswa, proses pembelajaran harus tetap dilakukan meski dunia dilanda pandemi. Proses pengembangan potensi diri mereka, baik aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, merupakan hal yang sangat utama. Sekolah harus mampu mengoptimalkan pola pembelajaran yang sebelum pandemi dilakukan dengan tatap muka, setelah ada pandemi dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh, baik dengan sistem daring maupun luring.(Afrom et al. 2021).

Kesimpulan

Perlu kita menyadari kompleks tantangan dunia pendidikan pada masa pandemi ini sangat membutuhkan peran pemerintah dan stakeholder pendidikan agar siswa tetap bisa mengikuti peroses pembelajaran kalangan siswa SMA, dengan tetap bisa berkreasi dengan menggunakan bantuan alat visualisasi digital, bisa menggunakan YouTube sebagai wadah pembelajaran seni dan budaya. Dengan harapan siswa diberikan kebebasan untuk mengekpresikan diri mereka. Dan guru harus lebih berfikir keras untuk menemukan metode pembelajaran efektif, efisien dan fleksibel. Dan orang tua juga harus turut membantu anaknya untuk berperan aktif dalam mengikuti peroses pembalajaran. Agar tujuan dari pendidikan tercapai sebagaimana harapan banyak insan pendidikan. 


Sumber Referensi

  • Adzan, Nabilla Kurnia et al. 2021. “Pengembangan Media Pembelajaran Tari Bedana Berbasis Android.” Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1. https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/download/926/717.
  • Afrom, Ichyatul et al. 2021. “Efektivitas Penggunaan Video Pembelajaran Secara Online Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Materi Menyanyi Solo.” 1: 64–71.
  • Amelia, Indana Zulfa et al. 2021. “Pembelajaran Daring Seni Budaya Di Kelas Viii A4 Smp Negeri 1 Singaraja.” 11(2): 80–90.
  • Astutiningtyas, Rubiyantika, and Setyo Yanuartuti. 2020. “Relokasi Pembelajaran Seni Dalam Bentuk Daring Online Untuk Meningkatkan Kreativitas Selama Pandemi Covid-19.” Jurnal Pelita Paud Vol.5 No.1.
  • Khair, Muftiya El, and Irdhan Epria Darma Putra. 2021. “Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya Melalui Daring Di Smp Negeri 26 Padang.” e jurnal SenDra Tasik 10: 31–40. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/sendratasik/user.
  • Nugroho, Febriyanto Arif, and Atika Sabardila. 2021. “Peralihan Aktivitas Pelaksanaan Dan Budaya Belajar Semenjak Pandemi Di SMA Muhammadiyah 2 Pemalang.” Jurnal Pendidikan 9(2): 44–55.
  • Putri, Nabilla Nur Kasih Kusuma, and Trisakti. 2021. “Pembelajaran Seni Tari Kelas Xi Di Smkn 12.” Jurnal Pendidikan Sendratasik 10(2). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-sendratasik/article/view/40463.
  • Rizani, A. T. 2016. “Pengembangan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMP Negeri 1 Turi Lamongan.” Jurnal Seni Rupa 4(03).
  • Suparmi, N K. 2021. “Kemandirian Belajar Seni Budaya Siswa Smp Saat Pandemi Covid-19.” JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) 6(1): 1–15. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/view/11220.
  • Tesa, Sofa Nurhikmah et al. 2021. “Studi Kasus Pembelajaran Tari Melalui Daring Di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Malaysia.” Ringkang 1(1): 35–44.
  • Wijaya, I Made Gede Putra, and Ni Komang Sri Rahayu. 2021. “Penerapan Media Google Form Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Siswa Kelas X Ap2 Smk Pgri 1 Badung Tahun Pelajaran 2020/2021.” Social Studies Jurnal Pendidikan dan ilmu-ilmu sosial Vol. 9 No. https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/socialstudies/article/view/1272.


1 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...