Edisi: Vol.1 No.2 Jan-Apr 2021
Oleh Nuniek Herawati, S.Pd.
(Guru Matematika SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali - Jawa Tengah)
Proses pembelajaran yang terjadi, melibatkan aktivitas peserta didik dan guru. Proses pembelajaran akan bermakna, apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas yang ditunjukkan peserta didik akan menentukan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal, apabila peserta didik mempunyai aktivitas yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Jadi pembelajaran yang efektif didominasi oleh aktivitas peserta didik. Menurut Piaget perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaktif aktif anak dengan lingkungan. Aktivitas diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat dan bertingkah laku, jadi belajar adalah melakukan kegiatan. Tidak ada belajar apabila tidak ada aktivitas. Oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar, oleh karena itu sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas peserta didik tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah saat ini. Aktivitas belajar mencakup aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dalam kegiatan belajar mengajar kedua kegiatan itu harus selalu terkait. Diedrich dalam Sardiman (2007) menggolongkan macam kegiatan peserta didik antara lain: (1) Visual activities, (1) Oral activities, (3) Listening activities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7) Mental activities, dan (8) Emotional activities. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Aktivitas visual di antaranya adalah kegiatan peserta didik membaca, memperhatikan gambar, mengamati demonstrasi, mengamati peserta didik sedang beraktivitas dan sebagainya. Aktivitas lisan yang dilakukan peserta didik di antaranya adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi. Aktivitas mendengarkan yang dilakukan peserta didik antara lain nendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. Aktivitas menulis yang dilakukan pesserta didik antara lain adalah menulis cerita, menulis laporan, menulis karangan, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. Aktivitas menggambar yang dilakukan peserta didik misalnya nembuat grafik, diagram, peta, pola. Aktivitas motoric yang dilakukan peserta didik misalnya melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan. Aktivitas mental yang dilakukan peserta didik misalnya merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis fakta-fakta, menemukan hubungan dan membuat keputusan.
Pada kegiatan pembelajaran matematika perlu diberikan aktivitas yang mendorong peserta didik kreatif dan pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, terutama tugas-tugas yang diberikan baik tugas mandiri maupun terstruktural. Tingginya aktivitas peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, begitu pula sebaliknya aktivitas rendah dapat menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah. Dengan demikian aktivitas peserta didik pada saat belajar mengajar sangat penting untuk memacu hasil belajar peserta didik. Upaya yang perlu dilakukan adalah mengakrabkan matematika dengan lingkungan peserta didik, yaitu dengan mengkaitkan matematika dengan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Peserta didik sendiri yang membuat penalaran dengan apa yang dipelajarinya, dengan cara mencari makna, membandingkan apa yang telah diketahui dengan pengalaman dan situasi baru. Penciptaan suasana belajar yang mendorong aktivitas peserta didik dengan menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik minat peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas peserta didik pada kegiatan pembelajaran matematika adalah model pembelajaran Index Card Match.
Model pembelajaran Index Card Match merupakan model yang menyenangkan dan aktif digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Materi baru juga dapat diajarkan dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas peserta didik sudah mempunyai bekal pengetahuan.
Ciri-ciri metode index card match antara lain:
- Model index card match menggunakan kartu.
- Kartu di bagi menjadi dua berisi satu pertanyaan dan satu untuk jawaban.
- Setiap pasangan membacakan pertanyaan dan jawaban.
- Model Index Card Match dilakukan dengan cara berpasangan.
Adapun fungsi model pembelajaran Index Card Match untuk meningkatkan minat belajar antara lain: (a) agar anak-anak lebih cermat dalam pembelajaran, (b) anak akan lebih mudah dalam memahami suatu materi, (c) anak tidak merasakan kejenuhan dalam pembelajaran. Langkah-langkah pada Index Card Match adalah sebagai berikut:
- Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah peserta didik yang ada di dalam kelas.
- Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
- Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
- Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
- Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
- Setiap peserta didik diberi satu kertas. Jelaskan ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan menpasangan, mintalah dapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
- Mintalah kepada peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
- Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang telah diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
- Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
- Variasi model pembelajaran Index Card Match kartu dapat dikembangkan menjadi dua antara lain: (1) kartu yang memuat kalimat dengan kata yang hilang yang harus dijodohkan dengan kartu yang memuat kata yang hilang dan (2) kembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa kemungkinan jawaban.
Kelebihan model pembelajaran Index Card match antara lain sebagai berikut:
- Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengaja.
- Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian peserta didik.
- Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
- Mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik mencapai taraf ketuntasan belajar.
- Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.
bagus....lanjutkan...
BalasHapusSemangat bu nunik
BalasHapussemangat bu nuniek
BalasHapusSemangat selalu bu Nuniek untuk mencari metode pembelajaran yg inspiratif untuk kemajuan dunia pendidikan..
BalasHapusSangat mengispirasi bu nuniek, semoga sehat dan sukses selalu
BalasHapusSangat bermanfaat bu, semoga dapat menginspirasi untuk dunia pendidikan
BalasHapusMatur nuwun sanget utk semuanya...
Hapus