Jumat, 05 Februari 2021

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAVI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SMP

Edisi: Vol.1 No.2 Jan-Apr 2021

Oleh: Harmiyatun, S.Pd.

(Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali Jawa Tengah)

Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini, di antaranya adalah metode, pendekatan dan model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan siswa justru dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman siswa adalah berpusat pada siswa (student centered) bukan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru akan membuat siswa kurang aktif, dan guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara individu. Sebagai akibatnya prestasi belajar yang diraih siswa pun juga tidak maksimal bahkan rendah. Salah satu alternative yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan kualitas dan prestasi belajar bahasa Inggris siswa adalah menerapkan pendekatan pembelajaran SAVI. 

Menurut Meier (2002) pendekatan pembelajaran SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dalam belajar. Pendekatan pembelajaran ini memiliki empat unsur yaitu: belajar Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), belajar Auditori (belajar dengan mendengar dan berbicara), belajar Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) dan belajar Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah). Kemudian, unsur–unsur tersebut diterapkan kepada siswa sesuai dengan langkah–langkah pembelajaran dengan pendekatan SAVI.

Unsur–unsur pendekatan SAVI menurut Meier adalah sebagai berikut:

1. Belajar Somatis

Somatis berasal dari bahasa Yunani ”soma” yang berarti tubuh. Belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestesis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu belajar. Siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan bergerak dan berbuat (somatis) dalam pendekatan pembelajaran SAVI, dengan membentuk kelompok kecil dan pada tahap penyampaian setiap siswa dilibatkan dalam suatu penggunaan alat peraga yang dibagikan oleh guru pada masing – masing kelompok.

2. Belajar Auditori

Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, otak kita menjadi lebih aktif. Belajar auditori berarti belajar dengan mendengar dan berbicara. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri siswa, pada pembelajaran  SAVI dilakukan kegiatan dengan berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

3. Belajar Visual

Setiap orang memiliki ketajaman visual yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual  dari pada semua indra yang lainnya. Belajar Visual adalah belajar dengan menggambarkan dan mengamati, pada pendekatan pembelajaran SAVI salah satunya terdapat pada saat guru menyampaikan apersepsi, yaitu mengenalkan materi yang akan disampaikan. 

4. Belajar Intelektual

Intelektual merupakan sarana yang digunakan manusia  berfikir, pada saat belajar menunjukkan apa  yang dilakukan siswa dalam pikirannya secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan mereka memecahkan masalah serta merumuskan pertanyaan. Siswa juga belajar menggunakan kemampuannya untuk memecahakan masalah (Intelektual) pada saat menjawab pertanyaan dari guru atau saat mengerjakan soal. Kegiatan belajar untuk memecahka masalah (intelektual) dengan pendekatan pembelajaran SAVI salah satunya terdapat dalam: Tahap Pelatihan yaitu saat guru membagi Lembar Kerja Peserta Didik untuk didiskusikan setiap kelompok dan saat guru membagi lembar soal.

Lebih lanjut Meier menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran SAVI adalah:

1.Tahap Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan kondisi psikis siswa untuk belajar. Langkah yang dilakukan adalah menjelaskan tujuan pembelajaran, membagi kelas dalam beberapa  kelompok kecil dan melakukan kegiatan apersepsi.

2.Tahap Penyampaian (Presentation)

Tahap ini mempunyai tujuan yaitu membantu siswa menemukan materi belajar yang baik dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Tahap penyampaian dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan siswa untuk menciptakan pengetahuan di setiap langkahnya. Guru menyampaikan materi dengan cara memberi contoh nyata agar siswa belajar dengan bergerak, berbuat, mendengarkan, berbicara, melihat dan mengamati (somatis, auditori  dan visual). Kemudian guru menjelaskan materi secara rinci materi yang akan disampaikan.

3.Tahap Pelatihan (Practice)

Tujuan tahap pelatihan yaitu membantu siswa  mengintegrasikan dan memadukan  pengetahuan atau keterampilan baru dengan berbagai cara, yaitu mengajak siswa berpikir, berkata dan berbuat mengenai materi yang baru dengan aktivitas pelatihan pemecahan soal. Guru memberikan lembar kerja untuk diselesaikan dengan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian guru meminta beberapa siswa mewakili kelompok untuk menampilkan hasil pekerjaannya dan meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya dan memberi kesempatan untuk bertanya. Selanjutnya guru menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban apabila terdapat kesalahan terhadap hasil pekerjaannya.

4.Tahap Penampilan Hasil (Performance)

Tujuan dalam penampilan hasil adalah membantu pelajar menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga pembelajar tetap melekat dan prestasi terus meningkat. Guru memberikan suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sintaks pembelajaran model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual ) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Tahap persiapan (Preparation) dimana pada tahap ini guru mempersiapkan siswa siap untuk turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
  2. Tahap penyampaian (Presentation), dimana pada tahap ini guru menyajikan materi dengan memberi contoh nyata, siswa diajak ikut dalam proses belajar mengajar. Kemudian menjelaskan materi tersebut secara rinci, sehingga memancing siswa yang tidak memahami materi yang disampaikan untuk bertanya pada siswa lain atau kepada guru.
  3. Pada Tahap Pelatihan (Practice), kegiatan pertama yaitu guru memberikan lembar soal untuk diselesaikan dengan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Disini siswa diajak untuk menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya dan didorong untuk berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah yang terdapat pada lembar soal misalnya dengan mencari informasi dari buku dan berdiskusi dengan kelompoknya. Pada kegiatan kedua dan ketiga yaitu meminta beberapa siswa mewakili kelompok untuk menampilkan hasil pekerjaannya dan
  4. Meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya dan memberi kesempatan untuk bertanya. Kemudian guru menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban apabila terdapat kesalahan terhadap hasil pekerjaannya, sehingga dalam hal ini siswa diajak membahas hasil pekerjaan mereka sendiri, yaitu siswa terlibat dalam pemecahan masalah.
  5. Tahap terakhir yaitu tahap penampilan hasil (Performance), pada tahap ini guru melakukan kegiatan  yaitu memberikan  suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahu dan mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses pembelajaran, siswa dituntut untuk menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk menyelesaikan soal/masalah. Sehingga siswa terbiasa melatih diri dalam memecahkan soal masalah. Disini siswa dituntut mengeluarkan segala kemampuan intelektual dan somatisnya.


REFERENSI

  • Meier, D. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Canada: Willey and Sons.


3 komentar:

  1. Semangat bu harmiyatun...dan sukses

    BalasHapus
  2. Terima kasih Bu Atun, dapat tambahan ilmu.Salam sukses penuh semangat.

    BalasHapus
  3. Sangat menginspirasi artikelnya bu Atun...smg kedepannya sukses.

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...