Kamis, 31 Desember 2020

BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN BOLA SALJU

Oleh: Sri Titik Setyaningsih, S.Pd.

(Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten - Jawa Tengah)

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai yang menerima pelajaran (peserta didik), sedangkan mengajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses pengajaran. Salah satu mata pelajaran yang menjadi momok (berdasarkan mindset peserta didik) adalah pelajaran bahasa Inggris. Materi pada pelajaran ini membutuhkan tingkat penalaran dan ketrampilan yang tinggi pada suatu masalah dan ketelitian dalam pengerjaannya atau dikenal dengan istilah Higher Order Thinking Skill. Tingkat kesulitan yang berbeda-beda dari setiap materi memerlukan perhatian guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 


Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan di sekolah biasanya masih banyak menggunakan metode ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru, sehingga antusias peserta didik mengikuti pelajaran rendah. Guru pun kadang merasa kesulitan untuk menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif, karena mereka menganggap pembelajaran kooperatif itu akan membutuhkan banyak waktu dan telah terbiasa menggunakan metode ceramah yang lebih sederhana dan lebih mudah dilaksanakan. Hal ini berakibat terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik yang cenderung sedang dan rendah. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menyenangkan yang dapat diterapkan guru Bahasa Inggris adalah model pembelajaran Snowball Throwing (bola salju).
Berbicara mengenai model pembelajaran, Agus Suprijono (2009) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Senada dengan pendapat tersebut,  Isjoni (2007) mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Melalui model pembelajaran tersebut guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Suatu model pembelajaran dikatakan baik apabila memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
  1. Semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar peserta didik, maka hal itu semakin baik.
  2. Semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan peserta didik belajar juga semakin baik.
  3. Sesuai dengan cara belajar peserta didik yang dilakukan.
  4. Dapat dilaksanakan dengan bail oleh guru.
  5. Tidak ada satupun motode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan proses belajar yang ada.

Sesuai dengan uraian di atas, model pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk belajar secara aktif. Menurut Yamin (2007) Snowball Throwing merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Melalui strategi ini guru dapat mengetahui pola pikir peserta didik dan dapat melatih mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Langkah-langkah pembelajarannya antara lain; a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua untuk memberikan penjelasan tentang materi, c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, d) Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama 5 menit, f) Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, g) Evaluasi, h) Penutup.

Menurut Yamin (2007), model pembelajaran  Snowball Throwing dilakukan dengan membagikan kepada setiap peserta didik selembar kertas kosong. Meminta setiap peserta didik menulis pertanyaan pada kertas itu dan menulis dengan huruf cetak agar mudah dibaca oleh teman yang menerima, tetapi perlu menulis nama atau identitas pembuat pertanyaan. Guru mengajak masing-masing peserta didik meremas kertas itu menjadi seperti bola. Selanjutnya, guru dapat mengumpulkan bola pertanyaan dalam keranjang dan membagi kembali bola-bola itu dengan melemparkan satu demi satu kepada setiap peserta didik didalam kelas. Bila kelas membutuhkan penyegaran fisik, guru dapat meminta mereka berdiri dan bermain perang-perangan dengan saling melempar bola pertanyaan, melempari orang sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 detik. Kemudian jika diberi aba-aba, setiap orang harus mengambil sebuah bola dan membukanya, dan meminta siapa saja dalam ruangan itu untuk menjawab pertanyaan pada bola tersebut. Setelah beberapa menit guru meminta setiap peserta didik untuk membaca pertanyaan di depan kelas dan memberi jawabanya, guru dan peserta didik yang lain dapat mengomentari bila perlu.

Kelebihan dari model Snowball Throwing antara lain: a) peserta didik lebih siap, b) saling berbagi pengetahuan, c) melatih kerjasama, d) melatih berpikir analisis dan sintesis, e) ada persamaan persepsi, f) suasana belajar hangat dan demokratis, g) merangsang peserta didik berani bertanya, h) mudah dalam membuat kesimpulan, i) guru dapat memberikan penilaian secara langsung. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran ini adalah pengetahuan peserta didik tidak luas dan tidak efektif dalam materi yang bersifat faktual.

Langkah-langkah pelaksanaan model Snowball Throwing  pada kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua untuk memberikan penjelasan tentang materi, 
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, 
  4. Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, 
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama 5 menit, 
  6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, 
  7. Setelah selesai diskusi, guru melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman individu peserta didik.
 
Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing bertujuan untuk memancing kreatifitas peserta didik membuat soal dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-baiknya. Peserta didik bersama kelompoknya akan mencari berbagai sumber belajar untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan guru. Mereka berlatih bekerja dan bertanggung jawab bersama agar tugas yang dikerjakan segera selesai dan memperoleh hasil yang maksimal. Model ini juga membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter mandiri, integritas dan kegotongroyongan antar mereka.

REFERENSI

  • Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Isjoni. 2007. Cooperative Learning : Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
  • Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar. 
  • Yamin, M. 2007. Strategi  Pembelajaran  Berbasis  Kompetensi. Jakarta:  Gaung Persada Press.

7 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...