Senin, 28 Desember 2020

PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY PADA PELAJARAN PRODUKTIF OTKP

Oleh: Drs. Tugirananto, M.Si.
(Guru Produktif OTKP SMK Batik 1 Surakarta)

Salah satu mata pelajaran produktif C3 yang diajarkan pada siswa kelas XII kompetensi keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta adalah mata pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian. Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman selama ini, siswa terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kenyataan di lapangan, kegiatan pembelajaran OTK Kepegawaian yang dilakukan belum sepenuhnya mendukung guna memantapkan kemampuan siswa dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Guru yang dalam mengajar mata pelajaran ini masih banyak menggunakan model dan metode konvensional, yaitu suatu cara mengajar yang sudah biasa dilakukan dan bersifat monoton tanpa memperhatikan materi yang disampaikan, sehingga pokok bahasan apapun disampaikan dengan cara yang sama. Hal ini mengakibatkan siswa mudah merasa bosan untuk belajar dan akhirnya pasif selama mengikuti kegiatan pembelajaran. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru perlu menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student centered dan penciptaan suasana yang menyenangkan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian. Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternative guru untuk menjadikan siswa aktif dan kreatif adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray.

Model pembelajaran Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan bisa dikembangkan dengan teknik kepala bernomor, dan teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak-anak. Struktur Two Stay Two Stray memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Anita Lie, 2008). Model pembelajaran kooperatif ini menempatkan siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan empat orang. Kemudian mereka diberi tugas untuk membahas materi pelajaran bersama teman kelompoknya untuk selanjutnya mereka juga akan bertukar anggota untuk sementara guna saling membagikan hasil diskusi dan kerja kelompok untuk didiskusikan kembali dengan anggotakelompok lain, dengan demikian, struktur dua tinggal dua tamu ini akan memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil informasi kepada kelompok lainnya.

Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray siwa digolongkan pada kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 orang dengan bentuk kelompok heterogen. Sedangkan yang dimaksud dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah suatu model pembelajaran dengan cara mengelompokan siswa untuk mengerjakan tugas atau memecahkan masalah tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran (Anita Lie, 2008). Pada dasarnya model pembelajaran TS-TS ini dalam kenyataannya sesuai dengan katakteristik model pembelajaran kooperatif seperti yang telah diuraikan diatas. Metode TS-TS ini melibatkan siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda (heterogen) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang guru sebelumnya dan disini guru memiliki tugas untuk menjadi fasilitator dan pendamping. Maka pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa benar-benar menerima ilmu dari pengalaman belajar bersama-sama dengan rekan-rekannya baik yang sudah dikategorikan mampu maupun yang masih dikategorikan lemah dalam memahami mata pelajaran.

Pada model pembelajaran Two Stay Two Stray ini siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan materi yang di sampaikan oleh guru pada saat pembelajaran, melainkan siswa bisa juga belajar dari siswa lainnya. Penerapan metode TS-TS ini dapat merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar berkelompok. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akanberkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesetaraan, karena pada saat itu akan terjadi peoses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan (Huda, 2013).

Menurut Miftahul Huda (2013) langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray dilakukan melaui tahapan berikut ini:

  1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen atau secara acak (satu kelompok terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan rendah. 
  2. Two Stay Two Stray bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswauntuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung.
  3. Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing.
  4. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir.
  5. Setelah diskusi kelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan untuk bertamu ke kelompok lain.
  6. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
  7. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain.
  8. Kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka.
  9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja.

Dari skema penjelasan mengenai model pembelajaran Two Stay Two Stray ini maka dapat dilihat bahwa belajar dalam kelompok kecil yang sesuai dengan prinsip -prinsip kooperatif akan sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, karena siswa akan mengerti dan memahami materi dengan lebih baik. Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang langsung, terbuka, saling percaya dan rileks antara anggota kelompok akan memberi masukan diantara mereka dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan lain yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran, sehingga siswa secara aktif bekerja sama antar siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda dalam mencapai tujuan pembelajaran pembelajaran. Tumbuhnya rasa saling ketergantungan positif diantara siswa ini akan menimbulkan rasa kebersamaan dan kesatuan tekad untuk sukses bersama dalam belajar, dalam hal ini akan menimbulkan rasa kebersamaan untuk sukses bersama dalam belajar.

Model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah model pembelajarankooperatif dengan cara setiap kelompok mengerjakan tugas yang dibebankan kepada kelompok oleh guru dan kelompok lain wajib mengetahui hasil kerja kelompok yang telah selesai dikerjakan. Dari hal tersebut diharapkan para siswa dapat saling berbagi informasi dan mengemukakan pendapatnya masing-masing sehingga selain saling membelajarkan antar siswa, hal tersebut juga berdampak terhadap motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar menjadi lebih menarik dari model pembelajaran yang lain. Penerapan model pembelajaran ini akan membuat siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan materi yang di sampaikan oleh guru pada saat pembelajaran, melainkan siswa dapat belajar dari siswa lainnya dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa lain. Model ini menciptakan suasana pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi aktif di dalam suatu kelompok sehingga hal tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, partisipatif dan kelas menjadi lebih hidup. 

Penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini dapat merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar secara berkelompok. Hal ini berbanding terbalik dengan siswa yang mendapatkan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, dalam metode ceramah hanya guru yang aktif dalam penyampaian materi pelajaran sedangkan siswa hanya sebagai pendengar, dengan hal tersebut menyebabkan siswa cenderung bosan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran OTK Kepegawaian dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan daya pikir siswa serta dapat mengurangi kegiatan menghafal materi pelajaran. Metode berkelompok yang diterapkan pada siswa diharapkan dapat mengetahui bahwa berpikir itu jauh lebih baik dibandingkan dengan hanya menghafal, sehingga keinginan yang tinggi akan menumbuhkan rasa motivasi dalam diri siswa agar lebih aktif dalam mengikuti mata pelajaran saat berlangsung.

Penerapa model pembelajaran Two Stay Two Stray membawa perubahan yang positif dalam kegiatan pembelajaran OTK Kepegawaian. Siswa terlihat lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dan sudah tidak bersikap meremehkan pelajaran produktif ini. Siswa pun juga terlihat bersemangat dan aktif serta kreatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas terutama pada saat diskusi. Akibatnya siswa menjadi lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru dengan bantuan teman-temannya sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar OTK Kepegawaian.


DAFTAR PUSTAKA

  • Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Kagan, Spencer. 1992. Cooperative Learning. San Juan Capistrano: Kagan Coopertive Learning.
  • Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.  Jakarta: Gramedia.
  • Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...