Kamis, 31 Desember 2020

MODEL PBL BANTU TINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS

Oleh: Suratmi, S.Pd.

(Guru Bahasa Inggris SMA Batik 2 Surakarta - Jawa Tengah)

Kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk mempertinggi prestasi belajar melalui penambahan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan latihan-latihan. Belajar akan lebih berhasil bila siswa mempunyai minat, keinginan dan tujuan dari hasil belajar yang diharapkan, baik tujuan jangka pendek atau jangka panjang. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran konvensional di mana proses pembelajaran didominasi guru dan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya masih kurang. 

Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris yang selama ini dilakukan lebih banyak berpendekatan teacher centered, terlihat guru masih sangat dominan berperan selama kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran seperti ini belum berhasil membuat siswa lebih aktif dan bersemangat mengikuti pelajaran. Ketiadaan variasi dalam proses pembelajaran membuat mata pelajaran ini terasa menjemukan bagi sebagian siswa. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ini.

Menurut Wina Sanjaya (2014) “Model pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen-komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar tanpa metode, karena dengan metode dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran memberi manfaat bagi guru selaku pengajar dan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu cara yang dipilih agar dalam tugas mengajar, guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara efektif dan efisien. Hal ini akan mempermudah guru dalam melakukan tugas mengajarnya sedangkan siswa akan lebih aktif dan lebih mudah dalam menerima materi pelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran bahasa Inggris, diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah guru menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) untuk memacu siswa berfikir kritis, dan memotivasi siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman yang lain serta memicu terjadinya diskusi yang tidak didominasi siswa tertentu, tetapi semua siswa dituntut menjadi aktif. 

H.S. Barrows dalam M. Taufiq Amir (2009) sebagai pakar PBL berpendapat bahwa “Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru”. Masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya. PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya sehingga dari ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.

Beberapa ciri- ciri utama model pembelajaran Problem Based Learning menurut M. Taufiq Amir (2009) adalah sebagai berikut:

  1. Pembelajaran berpusat atau bermula dengan masalah.
  2. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa di masa depan.
  3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa semasa proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah.
  4. Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.
  5. Siswa akan bersifat aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
  6. Pengetahuan yang ada akan menyokong pembangunan pengetahuan yang baru.
  7. Pengetahuan akan diperoleh dalam konteks yang bermakna.
  8. Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan.

PBL adalah model pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata”. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran. Model ini dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, banyak kerja sama dan interaksi, mendiskusikan hal- hal yang tidak atau kurang dipahami serta berbagi peran untuk melaksanakan tugas dan saling melaporkan.

Penggunaan model pembelajaran PBL memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun alasan digunakannya model pembelajaran PBL dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Kedua, model pembelajaran PBL merupakan suatu model pembelajaran yang membuat siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Penyelesaian tugas kelompok ini, setiap anggota harus tahu materinya, tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. Ketiga, model pembelajaran PBL menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga memacu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mengembangkan segala potensi siswa secara optimal sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.

Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

  1. Mengajak siswa berfikir secara rasional
  2. Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi pelajaran
  3. Dapat merangsang siswa untuk berfikir dan menghubungkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat
  4. Memotivasi siswa giat belajar
  5. Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan siswa

Model pembelajaran ini  pun juga memiliki kelebihan sebagai berikut:

  1. Waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan metode Problem Based Learning cukup lama.
  2. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, karena permasalahan diberikan diawal pelajaran sehingga siswa belum paham dengan materi pelajaran.

Keberhasilan dari model pembelajaran ini sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah. Berdasarkan uraian di atas, maka pada sintak pembelajaran model Problem Based Learning dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Guru membuka proses belajar mengajar
  2. Guru mengajukan permasalahan pada siswa untuk dipecahkan memakai model pembelajaran Problem Based Learning 
  3. Siswa di dalam kelas dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri atas 6 anggota secara heterogen 
  4. Memberi waktu kepada siswa untuk saling mendiskusikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut
  5. Mengawasi dan membantu mengarahkan jalannya diskusi
  6. Pengumpulan tugas secara kelompok
  7. Guru mengacak kelompok untuk presentasi terhadap permasalahan yang sudah didiskusikan
  8. Guru melakukan klarifikasi atas hasil presentasi siswa

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat mendorong siswa bekerjasama dalam kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran PBL ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar serta proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan menggembirakan sekaligus kualitas pembelajaran yang berlangsung di kelas.


DAFTAR PUSTAKA

  • Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
  • Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  • Suprijono. Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...