Oleh: Andreana Vita Suwarsanti, S.Pd,
(Guru Bahasa Inggris SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)
Kita semua belum tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Walaupun rencana pemberian vaksin sudah mulai diberitakan, hal ini belum dapat menjamin Covid-19 akan segera teratasi. Padahal dampaknya telah dirasakan masyarakat di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan.
Hampir setahun guru tidak berjumpa dengan siswanya. Pembelajaran masih tetap dilaksanakan jarak jauh. Walaupun menghadapi berbagai keterbatasan, guru diharapkan tetap aktif memotivasi generasi penerus bangsa Indonesia ini.
Memang tidak mudah untuk memulai kegiatan pembelajaran jarak jauh. Guru yang sudah terbiasa bertatap muka dapat lebih mudah mengenal karakteristik siswa. Selain itu penyampaian materi juga dirasakan lebih mengena saat bertemu dalam kelas.
Berbagai revisi dalam sistem pembelajaran jarak jauh telah dilakukan. Perubahan ini diharapkan tetap dapat meningkatkan kualitas belajar siswa di tengah masa pandemi. Guru sebagai bagian di dalamnya juga perlu melakukan adaptasi sehingga harapan capaian kurikulum terpenuhi. Namun demikian setelah beberapa waktu kegiatan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan, berbagai permasalahan muncul. Salah satu permasalahan yang dirasa cukup penting adalah pengumpulan tugas. Selain memberikan materi, guru juga memberikan tagihan kepada siswanya melalui tugas.
Dengan tugas, guru dapat mengukur aktivitas siswanya. Siswa aktif adalah siswa yang mengikuti pembelajaran juga memenuhi tagihan tugas. Namun demikian dalam praktiknya disaat pandemi ini ternyata banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Siswa memberikan berbagai alasan sebagai penyebab tidak mengumpulkan tugas. Alasan-alasan klasi diantaranya: perangkat yang tidak mendukung, keterbatasan kuota, sinyal yang tidak kuat hingga kartu SIM bermasalah. Selain itu ebenarnya siswa juga memiliki permasalahan kecanduan game online juga menjadi salah satu pemicu masalah yang nyata.
Memang perangkat atau ponsel sekarang ini sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kegiatan pendidikan. Bagaimana tidak? Guru dan siswa hanya dapat bertemu secara daring. Kegiatan pembelajaran setiap hari dilakukan lewat perangkat ini. Demikian pula halnya dalam pengiriman tugas. Kemampuan sebuah perangkat untuk mengirim atau menyimpan tergantung pada kualitas perangkat tersebut. Ponsel yang berkualitas memiliki ruang penyimpanan yang cukup besar. Padahal tidak semua siswa dapat memilikinya. Sehingga yang sering terjadi siswa mengalami kendala ketika berusaha mengumpulkan tugas. Dan akhirnya terjadi penumpukan tugas.
Demikian pula jika siswa bertempat tinggal di daerah yang “terbatas” bukan tidak mungkin jika siswa tersebut sering mengalami kendala saat mengumpulkan tugas. Terbatas dalam hal ini adalah daerah rawan sinyal lemah. Memiliki kuota melimpah jika tidak didukung kartu SIM yang sesuai dan sinyal yang cukup juga tidak berguna. Pemerintah memberikan bantuan berupa kartu SIM dan kuota. Beberapa sekolah memberikan kartu sesuai kebutuhan siswa. Namun ada juga yang memberikan kartu SIM yang sama untuk semua siswanya. Padahal kartu tersebut belum tentu dapat digunakan karena jangkauan sinyal untuk setiap kartu SIM di setiap daerah berbeda-beda. Masalah ini juga menjadi kendala bagi pengiriman/pengumpulan tugas siswa.
Batasan untuk bepergian menjadikan bermain game online menjadi aktivitas utama bagi sebagian besar siswa. Mereka kadang rela bermain game hingga larut malam atau dini hari karena tidak ada keharusan bangun pagi dan pergi ke sekolah yang berakibat siswa mengabaikan kegiatan belajar secara daring.
Bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut? Tentu saja ini bukan hal yang mudah. Beberapa langkah sudah ditempuh untuk menyelesaikannya, antara lain memberikan bantuan perangkat bagi siswa yang membutuhkan, pemberian kartu SIM disesuaikan dengan area tempat tinggal siswa sehingga kuota maupun sinyal dapat mendukung aktivitas belajar siswa, terutama pada saat mengirimkan tugasnya.
Lalu bagaimana dengan siswa yang lalai akan tugasnya karena game online. Dukungan dan kerja sama guru, orang tua, dan siswa sendiri menjadi kunci penyelesaian masalah ini. Kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan akan mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Orang tua juga berperan penting dalam mendampingi putra-putrinya saat belajar. Guru memantau aktivitas belajar siswa dan melaporkan perkembangan maupun kendala yang dihadapi siswa kepada orang tua. Hal ini dapat disiasati dengan adanya Whatsapp Grup (WAG).
Kunci dari penyelesaian masalah pembelajaran diera pandemi sekarang ini adalah terjadinya komunikasi dan kerjasama yang baik antara guru, siswa dan orang tua. Apabila sinergi ini telah tercipta maka permasalahan bisa terselesaikan dan tujuan pembelajaran bisa terpenuhi.
Memang benar, kondisi pada sekarang ini memang banyak meninggalkan kendala. Bagi siswa, saat merasa sulit dalam menerima materi mungkin bermain game online menjadi sasaran mereka. Namun, dorongan guru dan peran serta orang tua juga penting untuk terus membimbing siswa karena mereka harus sadar bahwa itu adalah tugas dan tanggung jawab murid untuk mengumpulkan tugas. Terimakasih dan GBU :)
BalasHapusTerima kasih pemerintah telah memberikan bantuan kuota, itu sedikit mengurangi masalah dalam pembelajaran. ����
BalasHapusBagus artikelnya
BalasHapusSetuju sekali, guru, siswa dan orang tua harus saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah pembelajaran.
BalasHapusMantap. Luar biasa. I agree Mrs. Semoga pandemi segera berakhir.
BalasHapusDan PJJ hanya menjadi alternatif saja.
Tatap Muka adalah yang Utama.
Artikel yang menginspirasi dan bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya suksesnya penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi saat ini..
BalasHapusBagus & sangat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan pembelajaran jarak jauh
BalasHapusSiip.. simple dan mudah
BalasHapusSangat setuju dengan ibu guruu...komunikasi memang menjadi kunci dari semua masalah. Jika komunikasi berjalan dengan lancar pasti akan ada solusi disetiap permasalahan yang terjadi selain itu guru, orang tua, dan siswa juga dapat saling membantu satu sama lain MANTULL😊👍
BalasHapusSuper sekali....semoga pandemi segera berlalu dan segera bisa melaksanakan pembelajaran Tatap muka
BalasHapusGood job...
BalasHapus