Senin, 14 Desember 2020

BELAJAR PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN JOYFULL LEARNING

Oleh: Drs. Maryoto

(Guru Mapel PKK SMK Negeri 3 Surakarta)

Inti dari proses pendidikan secara keseluruhan adalah proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor baik faktor internal yang meliputi guru dan siswa maupun faktor eksternal yaitu faktor di luar guru dan siswa seperti lingkungan dan fasilitas belajar mengajar. Salah faktor dri guru yang berpengaruh signifikan dengan kondisi kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakter materi dan karakteristik siswa akan membuat kegiatan pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kebanyakan siswa menganggap remeh mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan yang merupakan pelajaran produktif kelompok C3 dan sebagai mata pelajaran yang membosankan, hal ini dikarenakan penyajian yang kurang menarik dan monoton. 

Langkah yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik adalah dengan mengembangkan model mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, diharapkan guru dapat menyampaikan materi pembelajaran secara lebih interaktif, menarik dan menyenangkan. Siswa akan semakin mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada kegiatan pembelajaran mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan adalah dengan model pembelajaran joyfull learning.

Suasana belajar akan menyenangkan (joyfull ) jika siswa sebagai subyek belajar melakukan proses pembelajaran berdasarkan apa yang dikehendaki. Proses pembelajaran berbasis kompetensi akan akan sangat berkembang jika guru memberi keleluasaan dan otonomi kepada siswa untuk memilih kegiatan dan bahan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru berperan sebagai fasilitator yang secara demokratis memberi arahan tentang peta proses pembelajaran yang akan berlangsung. Peta proses pembelajaran itu menyangkut rambu- rambu yang mestinya ditawarkan kepada siswa. Misalnya waktu, proses yang akan ditempuh dengan kelompok atau mandiri, peta seluruh bahan, hasil yang harus dicapai, cara yang harus dipergunakan untuk mengetahui pencapaian hasil , dan sabagainya. Proses pembelajaran seakan- akan dikemas oleh siswa sendiri  berdasarkan peta proses yang telah ditunjukkan oleh guru sebagai fasilitator. Guru akan  mengingatkan siswa, proses mereka sudah sampai dimana dan kapan harus mencapai titik terentu.

Proses ini mensyaratkan guru harus sudah mengetahui secara persis liku-liku materi pembelajaran yang akan dipelajari. Siswa bersikap dewasa, terbuka, dan memiliki komitmen tinggi untuk belajar. Suasana akan terbangun secara demokratis dan siswa sendiri akan merasa senang karena keinginan, keberadaan, otonominya sebagai siswa diakomodasi oleh guru. Jika pembelajaran melalui pendekatan joyfull learning ingin mencapai tujuan, maka sebaiknya memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Kebermaknaan

Pemahaman akan meningkat bila informasi baru, sesuai dengan gagasan dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh murid, apabila istilah dan konsep sering sulit dipahami, maka pemahaman tersebut perlu digali melalui pengalaman siswa itu sendiri.

2. Penguatan

Terdiri atas pengulangan oleh guru, dan latihan oleh siswa.. Dalam pendekatan Joyfull learning, penguatan merupakan sesuatu yang harus diperhatikan.

3. Umpan Balik

Kegiatan belajar akan efektif bila siswa menerima dengan cepat tentang hasil- hasil belajar tersebut. Umpan balik sederhana, misalnya koreksi jawaban siswa atas pertanyaan guru selama pelajaran berlangsung, atau koreksi pekerjaan siswa.

Beberapa model pembelajaran yang dapat mendukung pendekatan joyfull learning antara lain adalah:

1. Diskusi

Diskusi memiliki arti penting dalam mengembangkan pemahaman. Hal ini disebabkan karena diskusi membawa siswa menggunakan konsep yang mereka pelajari serta mengubahnya menjadi bentuk ekspresi yang cukup menyenangkan bagi siswa. Kegiatan diskusi yang menyenangkan dapat terpenuhi dengan : (a) Pengelompokkan arti istilah dan pernyataan, (b) Mengadakan pemahaman bersama dalamsuatu kelompok, (c) Berbagi pengetahuan dan pengalaman, (d). Membantu siswa memahami informasi baru, (e). Mengidentifikasi berbagai opini dan pandangan, dan (f). Bekerja sama dalam pemecahan masalah.

2. Penyelidikan Terbimbing

Penyelidikan terbimbing dalam pembelajaran kimia sangatlah relevan, selain menyenangkan juga peluang bagi murid untuk meneliti apa yang telah mereka pelajari dan menerapkannya pada dunia nyata. Penyelidikan terbimbing dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah mencari tahu tentang aspek-aspek yang menyebabkan meningkatnya bisnis kuliner online, dan sebagainya. Pentelidikan terbimbing akan efektif jika mengikuti serangkaian langkah berikut: (a). siswa memilih atau diberi topik yang perlu diselidiki atau diteliti, (b) mengumpulkan informasi yang mereka perlukan, (c). menganalisis informasi yang telah mereka kumpulkan, dan (d). menyajikan sebuah laporan tentang temuan-temuan penyelidikan tersebut, dapat berbentuk presentasi di kelas, serangkaian gambar, diagram dan grafik dinding, atau laporan tertulis.

3. Model IODE

Istilah IODE merupakan akronim bahasa Inggris untuk Intake (Penerimaan), Organization (Pengaturan), Demonstration (Peragaan), dan Expression (Pengungkapan). Keempat huruf tersebut menunjukkan bahwa ada empat jenis kegiatan siswa pada urutan kegiatan belajar Model belajar tersebut merupakan cara belajar alami dalam memperoleh pengetahuan baru dalam bidang studi dan cukup menyenangkan siswa. 

Model pembelajaran Joyfull learning akan dapat menarik minat dan mengeksplorasi kemampuan siswa untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan yang ada di sekitar kehidupan mereka. Dalam model ini, tahap-tahap dalam penyelesaian masalah berbeda-beda sesuai dengan masalah yang bersangkutan, namun secara umum tahapan ini dapat diurutkan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Tahap ini merupakan pengenalan masalah atau isu yang ada di sekitar siswa. Dalam hal ini siswa dapat dilibatkan untuk mengemukakan masalah- masalah yang mereka lihat dan rasakan.

2. Survei Masalah

Pertimbangan tentang berbagai sudut pandang dan aspek yang terkait dengan masalah, guna meningkatkan pengertian tentang masalah tersebut.

3. Definisi Masalah

Pendefinisian masalah secara tepat akan membantu anak-anak untuk menyelesaikan masalah.

4. Fokus Masalah

Ukuran masalah perlu dipertimbangkan untuk dipahami, karena akan mempengaruhi cara penyelesaian yang akan dilakukan, guru memiliki peran penting dalam membantu siswa untuk mengarahkan pada persoalan utama.

5. Analisis Faktor- faktor Penyebab

Faktor penyebab harus dicari, begitu masalahnya telah diketahui dan ditentukan ukurannnya. Karena itu, kita perlu mengembangkan pemahaman murid tentang masalah itu.

6. Pemecahan Masalah

Hal ini perlu, karena upaya untuk menyelesaikan masalah sering menimbulkan masalah lain. Siswa dalam hal ini sebaiknya diikutsertakan.

7. Kerja Kelompok

Melalui kerja kelompok, siswa diberi peluang untuk menentukan tujuan, mengajukan, menyelidiki, menjelaskan konsep, dan membahas masalah. Kerja sama siswa dapat merangsang pemikiran mereka untuk berbagi gagasan. Menjadi bagian dari suatu kelompok akan menumbuhkan rasa saling memiliki, saling menghormati, dan bertanggung jawab. Sikap dan perilaku serta keterbukaan pikiran, tanggung jawab, kerja sama, dan perhatian, pada orang lain juga dapat dikembangkan. Itu semua adalah keistimewaan penting tentang perilaku kelompok yang efektif. 

Pada masa pandemi Covid 19 seperti sekarang ini, model pembelajaran joyfull learning pun dapat dilakukan secarang daring dengan bantuan aplikasi sosial media Whatsapp. Dengan penerapan model ini diharapkan akan terjadi suatu kegiatan pembelajaran yang lebih menarik, berkualitas dan berkesan mendalam. Siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan selalu merasa ada tantangan yang menarik di setiap kegiatannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...