Rabu, 23 September 2020

TANTANGAN GURU GEOGRAFI DI MASA PANDEMI COVID-19


‌Suparmi, S. Pd., M. Pd.
NIP. ‌197509022008012008
(Guru Mapel Geografi SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Penularan kasus virus corona yang masih terjadi di masyarakat menyebabkan jumlah orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia semakin bertambah hingga saat ini. Berdasarkan data dari Satuan Tugas Gugus Penanganan Covid-19 di Indonesia per 11 September 2020  diketahui terdapat 3.737 kasus baru sehingga di Indonesia kini pasien covid-19 sudah mencapai 210.940 orang . Secara akumulatif terdapat 35.295 kasus Covid-19 di Indonesia. Jumlah ini dihitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. 

Pandemi covid-19 telah mengubah seluruh tatahan kehidupan masyarakat diseluruh dunia. Perubahan tatahan kehidupan ini meliputi bidang politik, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, dan juga pendidikan. Semua segi kehidupan terdampak dengan adanya pandemi covid-19. Semua negara tanpa terkecuali Indonesia harus mengubah semua kebijakannya, termasuk dunia pendidikan. Sebelum pandemi covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, namun selama pandemi pembelajaran  tatap muka diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sedangkan di Solo sendiri sejak Walikota Solo mengumumkan kejadian luar biasa (KLB) corona tanggal 16 Maret 2020 semua kegiatan atau aktifitas pembelajaran disekolah untuk sementara ditiadakan sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan dan diganti dengan pembelajaran melalui daring atau online. Selama KLB diberlakukan kebijakan stay at home dan work from home (WFH) sehingga hampir semua kegiatan harus dilakukan dari rumah. Pembelajaran dari rumah melalui daring ini tentu saja menuntut banyak kesiapan baik itu pihak sekolah, guru, maupun peserta didik dan tentunya termasuk orang tua peserta didik. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang tidak seefektif seperti pembelajaran tatap muka, karena dalam pembelajaran jarak jauh memerlukan kesiapan agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal seperti diperlukannya kurikulum yang lebih sederhana, membumi, dan sesuai dengan kebutuhan serta keadaan, siswa, guru, dan orang tua.

Pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya memerlukan persiapan waktu yang lama, namun pada masa pandemi covid-19 mengharuskan tindakan yang cepat untuk beradaptasi melakukan pembelajaran jarak jauh tersebut. Pembelajaran jarak jauh atau daring memerlukan alat, metode yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka di kelas. Dalam PJJ tidak hanya menyiapkan infrastruktur berupa jaringan dan platform aplikasi, tetapi kesiapan sumber daya manusia (SDM) terutama guru juga memegang peran yang penting. Guru dituntut harus bisa menyediakan dan membuat metode pembelajaran yang akan diterima siswa melalui daring. Siswa juga memerlukan alat yang berupa handphone android, jaringan internet, dan pulsa untuk dapat mengakses tugas ataupun pembelajaran dari guru. Guru yang tadinya menggunakan hanya menggunakan metode ceramah dituntut untuk bisa menerapkan metode lain dalam PJJ. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran selama masa pandemi. Salah satunya mendorong guru untuk tidak fokus mengejar target kurikulum semata selama masa darurat, melainkan juga membekali siswa akan kemampuan hidup yang sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter terutama untuk menghadapi masa pandemi covid-19 tersebut. Bagaimana kita harus belajar hidup lebih sehat untuk terhindar dari paparan covid-19 sehingga kita harus hidup mengikuti protokol kesehatan. Dalam kondisi yang demikian ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru geografi untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid-19. Materi geografi untuk tingkat pendidikan menengah (SMA) begitu kompleks karena materi geografi tidak hanya terdiri dari geografi sosial tetapi juga materi geografi fisik yang memerlukan suatu metode tertentu supaya dapat diterima dengan mudah oleh siswa atau peserta didik melalui pembelajaran jarak jauh.  

Guru geografi dituntut untuk dapat menyampaikan materi dengan baik yang sesuai diterapkan pada masa pandemi covid-19. Untuk materi yang berkaitan dengan geografi sosial guru akan mudah menyampaikan kepada peserta didik,  namun untuk materi geografi fisik bagaimanakah guru geografi menyampaikan kepada peserta didik dalam PJJ tersebut. Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahan. Sedangkan menurut Wikipedia pembelajaran atau pendidkan jarak jauh dapat didefinisikan sebagai pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada dilokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet. Padahal dalam pembelajaran daring atau jarak jauh diharapkan tidak membebani guru dan orangtua, terutama siswa sebagai sosok penting dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran jarak jauh guru  dituntut untuk kreatif dalam memberikan materi kepada peserta didik sehingga pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara menyenangkan. Guru memerlukan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi mengenai pembelajaran untuk siswanya. Dengan adanya media pembelajaran tersebut diharapkan pembelajaran dapat terlaksana secara efaktif dan efisien. Perkembangan teknologi dalam bidang informasi membawa pengaruh terhadap berbagai bidang termasuk dalam bidang pendidikan khususnya dalam pengembangan media pembelajaran. Dalam pembelajaran geografi jarak jauh memang sebaiknya siswa tidak hanya diberikan berupa materi-materi hafalan yang dapat membuat siswa semakin jenuh dirumah. Guru geografi harus dapat menyusun rencana pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa melalui pembelajaran jarak jauh dan yang terpenting pembelajaran tersebut harus relevan dimasa pandemi seperti keterampilan hidup, kesehatan, dan empati terhadap sesama. Guru geografi harus memiliki kemampuan teknologi dalam penggunaan media pembelajarannya.

Guru geografi harus memiliki kemampuan teknologi dan mampu menggunakan media pembelajaran berbasis daring dalam menyampaikan materi pembelajarannya kepada peserta didiknya dengan cara memilih aplikasi, media ataupun alat yang akan digunakan. Sebagai contoh materi tentang vulkanisme jika hanya diberikan berupa hafalan siswa akan kesulitan untuk membayangkan proses intrusi magma dari gunungapi tersebut. Alangkah lebih baik jika materi vulkanisme disampaikan melalui video pembelajaran atau animasi pembelajaran vulkanisme sehingga siswa dapat melihat secara nyata proses intrusi magma walaupun hanya melalui video pembelajaran ataupun animasi.  Materi penginderaan jauh bisa menggunakan google earth dan foto udara yang bisa diakses oleh siswa dengan mudah. Guru geografi harus bisa membuat rancangan pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas selama masa pandemi covid-19. Namun dalam menerapkan pembelajaran pada masa dan pasca covid-19 tentu banyak kendala yang dihadapi oleh guru geografi antara lain : guru kesulitan menyusun program pembelajaran jarak jauh karena keterbatasan kemampuan penggunaan teknologi, guru tidak mempunyai inovasi pembelajaran jarak jauh, guru kesulitan menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan protokol kesehatan, guru tidak dapat mengontrol siswa secara langsung jika pembelajaran dilakukkan secara daring, terbataskan kouta internet untuk mengakses pembelajaran, orangtua kurang berperan dalam memotivasi anaknya untuk belajar, kurangnya pengawasan terhadap siswa sehingga tugas-tugas tidak dikerjakan tepat waktu, dan yang terpenting adalah adanya dana yang besar untuk mendukung pembelajaran jarak jauh tersebut.  Untuk mengatasi berbagai kendala dalam pembelajaran jarak jauh tersebut guru geografi dapat memanfaatkan bermacam-macam teknologi yang sudah ada antara lain : Google classroom, Google form, Google earth, Office 365, Ruangbelajar, Zoom, Kahoot, WhatsApp, Email, dan lain-lain. Pemerintah melalui Kemendikbud juga memegang andil yang besar dalam sistem pendidikan jarak jauh dengan memberikan fasilitas pendidikan yang mudah diakses oleh guru maupun siswa. Menurut Kemendikbud sebagai salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan sarana pembelajaran adalah dengan membuat Program Belajar dari Rumah (BDR) di TVRI. Tayangan tersebut merupakan salah satu alternatif belajar yang diberikan Kemendikbud untuk membantu banyak keluarga yang memiliki keterbatasan internet, karena program tersebut dapat disaksikan secara langsung secara gratis tanpa kuota internet. Dengan begitu harapannya anak-anak memperoleh stimulus untuk terus belajar dirumahnya masing-masing tanpa harus keluar rumah selama pandemi covid-19. Kemendikbud juga menerapkan kebijakan baru berkaitan dengan pandemi covid-19 antara lain melakukan pembatalan ujian nasional (UN) untuk semua jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas, penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online, kebijakan penyesuaian pemanfaatan bantuan operasional sekolah (BOS) dan BOP yang flesibel untuk memenuhi kebutuhan sekolah selama pandemi.


6 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...